Angka Kematian Akibat Penyakit Jantung di RS Meningkat 22 Persen, Begini Cara Mencegahnya

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 27 September 2021 | 11:30 WIB
Angka Kematian Akibat Penyakit Jantung di RS Meningkat 22 Persen, Begini Cara Mencegahnya
Ilustrasi serangan jantung. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyakit bawaan atau juga dkenal dengan istilah komorbid menjadi salah satu sebab pasien Covid-19 dirawat di ruang isolasi. Laporan rata-rata Rumah Sakit (RS) dimasa pandemi menunjukkan bahwa 16,3 persen pasien yang dirawat dari ruang isolasi covid ternyata mempunyai penyakit bawaan (komorbid) atau koinsiden penyakit kardiovaskular.

Dalam keterangan yang diterima Suara.com, Senin, (27/9/2021, di masa sebelum pandemi dilaporkan bahwa laju rerata mortalitas atau angka kematian di RS akibat serangan jantung adalah 8 persen, namun di masa pandemi, angka ini dilaporkan meningkat hingga 22-23 persen.

“Inovasi digital telah membantu masyarakat yang sehat maupun yang sakit di masa pandemi untuk mendapatkan akses kesehatan dengan mudah, layanan konsultasi secara online, edukasi kesehatan, dan pemantauan capaian aktifitas fisik dan olahraga, serta layanan antar obat-obatan ke rumah,” kata DR. dr. Isman Firdaus Sp.JP (K).

Ilustrasi Serangan Jantung/freepik/jcomp
Ilustrasi Serangan Jantung/freepik/jcomp



PERKI sendiri juga mengeluarkan rekomendasi untuk pencegahan dan penanggulangan penyakit kardiovaskular untuk orang sehat maupun orang dengan penyakit jantung di masa pandemi:

Baca Juga: Mohon Bantuan, Chef Haryo Butuh Donor Darah O untuk Operasi Jantung

  • Menghindari merokok dan asap rokok terutama di masa pandemi ini.
  • Menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta menerapkan protokol kesehatan jaga jarak, memakai masker, kebersihan tangan, membatasi mobilitas, menghindari makan Bersama) dengan ketat.
  • Segera melakukan vaksinasi dengan sebelumnya terlebih dahulu berkonsultasi dan memperoleh rekomendasi dokter.
    - Gunakan fasilitas telekonsultasi yang banyak disediakan oleh Rumah Sakit maupun klinik kesehatan.
  • Tetap memiliki kesadaran dan aktif mempraktekkan kebiasaan dan budaya sehat jantung seperti tetap beraktifitas fisik secara teratur sesuai dengan kemampuan kerja jantung dan tubuh.
  • Pada orang dengan penyakit Jantung atau risikonya, sebelum berolahraga sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu jenis olahraga apa yang tepat sehingga tidak membebani kerja jantung.
  • Konsumsi makanan tinggi serat dan kurangi konsumsi gula, garam dan lemak.
  • Bagi orang dengan penyakit jantung, riwayat penyakit jantung, ataupun risikonya, perlu memperhatikan dan mematuhi jadwal obat rutin untuk pencegahan sekunder.
  • Berbagai spektrum penyakit kardiovaskular seperti gagal jantung, penyakit jantung rematik, hipertensi, gangguan katup jantung, gangguan irama jantung, dan penyakit jantung pada anak harus dipantau dan dikendalikan sebaik mungkin dengan senantiasa berkonsultasi kepada dokter spesialis jantung dan pembuluh darah agar kondisi jantung tetap stabil dan penderita bisa beraktifitas dengan baik.

    “Penting untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit jantung, tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga untuk orang-orang di sekitar kita. Menurunkan beban penyakit kardiovaskular di Indonesia tidak hanya tugas salah satu atau beberapa pihak, namun peran semua lapisan masyarakat (pasien, dokter, keluarga pasien, organisasi swadaya masyarakat, organisasi profesi dan pemerintah),” tutup Dr. dr. Dafsah Arifa Juzar, Sp.JP(K), Sekjen Pengurus Pusat PERKI.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI