Suara.com - Kematian akibat Covid-19 pada anak-anak masih terjadi. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat, sekitar 1.800 anak di Indonesia meninggal dunia akibat Covid-19 hingga September 2021.
Kematian akibat Covid-19 itu disebabkan beberapa faktor. Mulai dari gagal napas, sepsis atau Syok Sepsis, juga penyakit bawaan (komorbid).
Ketua Satuan Tugas Covid-19 IDAI Dr. Yogi Prawira, Sp.A(K) mengatakan bahwa gagal napas dan sepsis atau syok sepsis terjadi pada anak dengan infeksi Covid-19 yang berat.
"Sehingga pemantauan kondisi serta tatalaksana secara dini dan tepat sangat penting untuk mencegah terjadinya dua kondisi tersebut," ucap dokter Yogi.
Baca Juga: Anies Serahkan Beasiswa kepada 45 Anak Yatim Piatu Akibat COVID-19
Sementara faktor komorbid terbanyak yakni, malnutrisi dan keganasan. Disusul penyakit jantung bawaan, kelainan genetik, tuberkulosis (TBC), penyakit ginjal kronik, celebral palsy, dan autoimun. Hanya 62 anak yang meninggal tanpa komorbid.
Di antara anak-anak terkonfirmasi Covid-19 yang ditangani oleh dokter anak, angka kematian tertinggi terjadi pada usia 10-18 tahun (26 persen), diikuti 1-5 tahun (23 persen), 29 hari-kurang dari 12 bulan (23 persen), 0-28 hari (15 persen), dan 6 tahun (13 persen).
Berdasarkan laporan kasus Covid-19 pada anak yang dirawat oleh dokter anak yang tergabung dalam IDAI selama Maret-Desember 2020, didapatkan 37.706 kasus anak terkonfirmasi Covid-19. Hasil penelitian IDAI tersebut dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Frontiers in pediatrics yang terbit 23 September 2021 lalu.
Berdasarkan laporan tersebut, diperoleh Case Fatality Rate (CFR) Covid-19 pada anak di Indonesia sebesar 522 kematian dari 35.506 kasus Suspek (CFR 1.4 persen), dan 177 kematian dari 37.706 kasus Terkonfirmasi (CFR 0.46 persen).
Baca Juga: Kasus COVID-19 di Singapura Naik, Satgas Minta Warga Kepri Waspada