Suara.com - Update Covid-19 global hari ini, Kamis (23/9), mencatat tambahan kasus baru sebanyak 523.024 dan tambahan kasus kematian harian mencapai 9.201 jiwa.
Akibat tambahan tersebut, total kasus Covid-19 di dunia kini menjadi 230,83 juta dan angka kematian Covid-19 sebanyak 4,73 juta. Sementara jumlah kasus sembuh telah mencapai 207,52 juta.
Sehingga masih ada 18,58 juta orang yang hingga saat ini positif Covid-19 di seluruh dunia. Sebanyak 98.878 orang di antaranya dalam kondisi kritis, data pada Worldometers.
Salah satu lonjakan kasus harian dalam 24 jam terakhir turut disumbangkan Singapura. Negara di kawasan Asia Tenggara itu melaporkan kasus baru dengan jumlah terbanyak sejak wabah virus Corona masuk ke Singapura, yakni 1.457 kasus.
Baca Juga: Satgas Covid-19 Minta Pemda Sigap Atasi Banyaknya Klaster Sekolah
Departemen Kesehatan Singapura mencatat, dari jumlah kasus baru yang dilaporkan itu, 389 di antaranya merupakan lansia di atas usia 60 tahun.
Hingga saat ini, Singapura telah melaporkan total 81.352 kasus Covid-19 dan 68 kematian sejak pandemi tahun lalu. Masih ada 1.083 pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit Singapura saat ini. Sebagian besar dalam kondisi baik dan dalam pengawasan, kata Depkes.
Ada 145 kasus penyakit serius yang membutuhkan suplementasi oksigen dan 19 dalam kondisi kritis di unit perawatan intensif (ICU). Di antara mereka yang sakit parah merupakan 134 lansia di atas usia 60 tahun.
Ada 260 kasus yang membutuhkan bantuan oksigen, 25 di antaranya berada di ICU. Dari jumlah tersebut, 54 persen pasien dalam status sudah divaksinasi lengkap dan 46 persen divaksinasi sebagian atau tidak divaksinasi.
Selama 28 hari terakhir terjadi lonjakan infeksi, kebanyakan kasus baru di Singapura 97,9 persen tidak menunjukkan gejala maupun hanya memiliki gejala ringan.
Singapura laporkan kasus harian mencapai 1.000 untuk pertama kalinya pada 18 September lalu. Negara itu langsung mengambil beberapa langkah untuk menahan penyebaran virus sambil terus bergerak bergerak menuju hidup berdampingan dengan virus corona sebagai penyakit endemik.
Baca Juga: Bank Sentral AS Tahan Suku Bunga, Tapering Diprediksi Segera Dilakukan
Menurut Menteri Kesehatan Ong Ye Kung, setiap negara yang memutuskan untuk hidup berdampingan dengan virus harus menjalani gelombang penularan utama terlebih dahulu.
"Ini hampir seperti ritus peralihan, sebelum manusia dan virus mencapai keseimbangan baru dan keadaan menjadi stabil," kata dikutip dari Channel News Asia.
Untuk dapat hidup bersama Covid-19 sebagai penyakit endemik, Ong mengatakan, diperlukan penguatan langkah-langkah seperti vaksinasi, pengobatan rumah sakit, pemakaian masker, dan pengujian harus dilaksanakan secara bersamaan.