Suara.com - Rasa nyeri kerap terasa tiba-tiba entah ada pemicunya ataupun tidak. Meski terasa tidak nyaman, nyeri sebenarnya baik untuk tubuh agar kita menyadari ada organ yang bermasalah atau rusak sehingga segera melakukan pengobatan.
"Nyeri itu disebabkan karena kerusakan jaringan sel di dalam tubuh ataupun berpotensi mengalami kerusakan. Jadi sesungguhnya nyeri itu sendiri dibutuhkan oleh tubuh sebagai sensor," kata dokter spesialis bedah saraf dr. Dwikoryanto, Sp. BS. FINPS., dalam webinar Brain Awareness Week, Rabu (22/9/2021).
"Betapa bahayanya tubuh kita kalau tidak mengalami atau memiliki sistem sensor. Memegang api tidak panas, memegang benda tajam tidak sakit, maka bisa dipastikan tidak awet tubuh kita," imbuhnya.
Sama halnya seperti proses inflamasi yang juga bagian dari cara tubuh mempertahankan diri. Namun, respon inflamasi memang bisa berbahaya jika terjadi berlebihan. Begitu pula dengan nyeri.
Baca Juga: Gara-Gara Penasaran, Kabel USB Tersangkut di Penis Remaja Ini!
Menurut dokter Dwikoryanto, setiap orang memiliki sensitivitas sensor nyeri berbeda-beda. Oleh sebab itu pengobatannya pun perlu diperhatikan per kasus.
"Mengatasi nyeri ini sangat kompleks karena penyebabnya bisa bermacam-macam," ucapnya.
Setidaknya, nyeri perlu dibedakan menjadi akut dan kronis. Kedua jenis tersebut diperlukan penanganan yang berbeda.
"Akut itu apabila sensasi jangka pendek dan menyadarkan kita adanya cedera. Kalau misalkan ada infeksi lalu tiba-tiba nyeri. Itu adalah sensor yang bagus karena kita akan berupaya untuk memperbaiki dan membantu tubuh supaya cedera cepat berhenti," jelasnya.
Adapun nyeri kronis biasanya melibatkan banyak faktor sehingga pendekatannya pun harus lebih komprehensif karena bukan hanya yang berkaitan dengan organ, anatomi hingga fungsi, tapi juga hal lainnya.
Baca Juga: Mengenal Metode Bess untuk Pengobatan Nyeri Tulang Belakang: Metode Hingga Biaya
"Ini harus hati-hati tidak boleh terburu-buru, apalagi melakukan tindakan yang invasif untuk kasus nyeri kronis," pungkasnya.