Suara.com - Balita yang tumbuh dalam keluarga dengan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sering memiliki hasil akademik yang buruk di sekolah. Hal ini disebabkan karena keterlambatan perkembangan saraf dan risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan, seperti gangguan pencernaan, kesulitan makan, dan tidur, serta stres dan penyakit.
Melansir dari Healthshots, temuan penelitian ini diterbitkan dalam Maternal and Child Health Journal.
Pada tahun 1983, Linda Bullock profesor dalam penelitian ini melihat memar pada perempuan melahirkan yang ia bantu. Ketika dia bertanya apa yang terjadi, perempuan itu memberi tahu Bullock bahwa kulkas jatuh menimpanya saat membersihkan dapur.
"Sepertinya ada yang tidak beres, tetapi saya tidak tahu harus berkata apa saat itu. Saya baru saja melanjutkan ke pertanyaan penilaian berikutnya saat ini," kata Bullock, profesor emerita di Fakultas Keperawatan Universitas Missouri Sinclair.
Baca Juga: Waspada! Orangtua Kecanduan Alkohol Bisa Pengaruhi Masalah Kesehatan Anak
Puluhan tahun berselang, Bullock membantu mengimplementasikan program Domestik Violence Enhanced Perinatal Home Visits (DOVE) di pedesaan Missouri. Mereka memberdayakan perencanaan keselamatan dan mengurangi kekerasan dalam rumah tangga bagi ratusan wanita hamil yang dilecehkan.
Pada penelitiannya, Bullock menunjukkan bahwa setelah melakukan tes perkembangan saraf selama kunjungan rumah tiga, enam hingga 12 bulan setelah kelahiran, dia menemukan bayi dari perempuan yang mengalami KDRT memiliki hasil kognitif yang lebih buruk.
"Temuan ini menyoroti berbagai cara figur ayah dalam membantu ibu mendukung bayinya, apakah itu menyediakan makanan, perumahan, pengasuhan anak, atau keuntungan finansial," kata Bullock.
"Saya jadi berpikir kembali ke tahun 1983 ketika saya mengirim wanita itu kembali ke rumah ke dalam situasi yang mengerikan, dan saya bersemangat untuk memastikan saya dapat membantu perawat hari ini tidak membuat kesalahan yang sama yang saya buat," lanjut Bullock.
Untuk memastikan adanya KDRT di rumah, ia dan timnya ingin memastikan dengan kunjungan perawat ke rumah-rumah ibu hami.
Baca Juga: 3 Masalah Kesehatan Anak di Tengah Pandemi Covid-19, Ini Kata Ahli Gizi
"Ketika perawat mengunjungi rumah untuk memeriksa perempuan hamil dan bayi mereka yang sedang berkembang, kami ingin mereka [perawat] dilatih dalam mengenali tanda-tanda peringatan potensi kekerasan pasangan intim," kata Bullock.