Suara.com - Alat kelamin juga berisiko alami luka. Penyebabnya bisa karena infeksi virus atau bakteri. Salah satunya infeksi yang disebabkan bakteri haemophilus ducreyi penyebab sakit ulkus mole atau chancroid.
penyakit chancroid temasuk penyakit infeksi pada alat kelamin dan mudah menular melalui hubungan seksual. Infeksi ini biasanya bersifat akut.
Kasusnya memang tidak sebanyak dibandingkan herpes kelamin atau sifilis stadium 1, tetapi tetap harus diwaspadai. Infeksi chancroid berisiko terjadi pada laki-laki maupun wanita dan dapat menyebabkan alat vital bernanah.
Dikutip dari situs Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski), berikut gejala dan cara penanganan infeksi chancroid.
Baca Juga: Aksi Teror Alat Kelamin Kembali Resahkan Warga Kota Palopo
Kenali gejala chancroid
Gejala awal chancroid adalah rasa nyeri saat berhubungan seksual. Hal tersebut dapat diiringi dengan kesulitan buang air besar, borok di area kelamin hingga bernanah, serta nyeri saat buang air kecil. Infeksi chancroid juga dapat menyebabkan perdarahan di anus, pembengkakan kelenjar getah bening, hingga penurunan berat badan.
Penanganan infeksi chancroid
Dokter spesialis kulit dan kelamin dr. Hanny Nilasari, Sp. KK.(K) menjelaskan, untuk penanganan infeksi menular seksual chancroid biasanya akan diberikan antibiotik oral untuk menyembuhkan infeksi.
Namun walau infeksi chancroid sudah sembuh, tetap akan meninggalkan bekas atau jaringan parut. Selain itu, pasangan juga harus dites dan bila positif harus melalui proses penanganan yang sama.
Perlu diketahui, laki-laki yang tidak disunat atau pengidap HIV, jika kemudian terinfeksi chancroid biasanya tidak dapat merespon proses pengobatan sebaik pria yang disunat atau HIV-negatif.
Oleh sebab itu, setiap pasien chancroid juga harus melakukan uji tes untuk infeksi HIV. Jika hasil tes awal negatif, tes serologis untuk infeksi sifilis dan HIV harus dilakukan 3 bulan setelah diagnosis chancroid.
Baca Juga: Waspada! Viral Pemotor Pria Berkeliaran Pamer Alat Kelamin ke Emak-emak