Segini Takaran Konsumsi Alkohol yang Aman Agar Tidak Alami Demensia

Senin, 20 September 2021 | 18:45 WIB
Segini Takaran Konsumsi Alkohol yang Aman Agar Tidak Alami Demensia
Ilustrasi alkohol. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Konsumsi alkohol berlebih sangat erat kaitannya dengan peningkatan terjadi demensia. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Lancet menyebutkan bahwa selain meningkatkan 1,2 kali lebih tinggi, konsumsi alkohol juga menyebabkan gejalanya terjadi saat usia lebih muda.

"Menariknya bisa kita lihat, di mana orang-orang yang secara rutin mengonsumsi alkohol lebih rentan untuk mengalami atrofi (penurunan massa otot) dibandingkan orang-orang tidak mengonsumsi alkohol secara berlebihan," kata dokter spesialis saraf dr. Octavianus Darmawan, Sp. S., dalam webinar Brain Awareness Week, Senin (20/9/2021).

Kadar konsumsi alkohol menurut penelitian tersebut yakni lebih dari 21 unit per minggu. Jika dikalibrasi, misalnya bir kaleng yang umum dikonsumsi orang mengandung 330 mililiter artinya 1,7 unit.

Ilustrasi (Foto; shutterstock)
Ilustrasi alkohol. (Foto; shutterstock)

"Jadi kalau kita konversi mungkin sekitar 12 kaleng maksimal per hari yang bisa kita konsumsi supaya tidak mengalami demensia," kata dokter Octavianus.

Baca Juga: 3 Warga Pendeglang Tewas Tenggak Miras Campuran Alkohol, Nutrisari, Extra Joss, Coca-Cola

Contoh lainnya jika menenggak alkohol jenis wine, lanjut dokter Octavianus, satu botolnya bisa mengandung 750 mililiter yang berarti sekitar 10 unit. Sehingga kemungkinan maksimal yang bisa dikonsumsi per minggu cukup 2 botol.

Jika seseorang mengonsumsi lebih sedikit alkohol memang lebih kecil risikonya mengalami demensia. Namun begitu, penelitian tersebut juga membandingkan hasil pemeriksaan MRI antara konsumsi alkohol sedikit dengan yang tidak minum sama sekali.

"Saat dijalani pemeriksaan MRI dikatakan bahwa otaknya lebih kecil dibandingkan dengan yang tidak mengonsumsi alkohol. Dalam artian bahwa jika memungkinkan tentunya tidak mengkonsumsi sama sekali akan lebih baik jika dibandingkan mengonsumsi walaupun sedikit," pungkas dokter Octavianus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI