Suara.com - Capaian vaksinasi Covid-19 Indonesia menadapatkan sorotan bahkan pujian dari Bank Dunia. Pada tanggal 31 Agustus, Indonesia telah berhasil menyuntikkan 100 juta dosis vaksin Covid-19 pada masyarakat.
Capaian itu sekaligus jaid tonggak penting bagi salah satu negara yang paling terkena dampak Covid-19. Dalam situs blog bank dunia, World Bank Country Director for Indonesia and Timor-Leste, Satu Kahkonen mengatakan bahwa Indonesia berhak mendapat pengakuan.
"Indonesia telah berhasil mengoordinasikan sumber daya kesehatan di seluruh negeri dan telah mengalokasikan US$14,9 miliar untuk respons sektor kesehatannya sejauh ini. Indonesia juga menjadi salah satu negara pertama di dunia yang mengumumkan vaksinasi COVID-19 gratis untuk penduduk dewasanya," tulis Kahkonen.
Seperti diketahui, program vaksinasi di Indonesia baru-baru ini juga diperluas untuk mencakup kelompok usia 12-17 tahun. Saat ini juga telah memberikan lebih dari 1,2 juta dosis per hari, hampir meningkat 10 kali lipat sejak pertengahan Mei 2021.
Baca Juga: Studi: Pria Lebih Berisiko Alami Infeksi Virus Corona Parah Meski Sudah Vaksinasi
Meskipun masih jauh, Pemerintah Indonesia ambisius dan mendorong vaksinasi di seluruh negeri pada kuartal pertama tahun 2022.
Dalam pernyataannya World Bank menyoroti dua kunci keberhasilan Indonesia, yakni tepat waktu dan tegas. Indonesia menyadari pentingnya vaksinasi tepat waktu untuk mengurangi dampak pandemi dan bekerja cepat untuk mendapatkan vaksin yang cukup bagi penduduknya segera setelah tersedia.
Sementara kekurangan vaksin global telah menjadi masalah utama bagi negara-negara lain, Indonesia telah mampu mengamankan pasokan yang stabil dan secara signifikan meningkatkan program vaksinasinya.
Selain itu, Indonesia juga dinilai yang adaptif, memadai, dan fleksibel dalam mngkoordinasikan sumber daya untuk memerangi pandemi yang mahal, kompleks, dan dinamis, karena prioritas terus berubah.
"Pemerintah telah membuat komitmen yang signifikan untuk sektor kesehatan, untuk pemulihan ekonomi, dan terhadap mitigasi dampak sosial, yang berjumlah lebih dari US$50 miliar sejauh ini. Komitmen ini telah diperoleh dari anggaran pemerintah melalui prioritas ulang, dan juga dengan memobilisasi sumber daya eksternal," tulis World Bank.
Baca Juga: Ahli Temukan Efek Samping Tak Biasa dari Suntikan Ketiga Vaksin Pfizer, Apa Itu?
Bank Dunia adalah lembaga pertama yang menawarkan pembiayaan darurat untuk penanganan COVID-19 di Indonesia pada awal Maret 2020. Atas permintaan pemerintah, pembiayaan tersebut disalurkan melalui program inovatif untuk Operasi Hasil; mungkin pertama kali ini digunakan dalam keadaan darurat di mana pun di dunia.
Model pembiayaan ini telah menawarkan fleksibilitas yang lebih besar dalam cara mencapai hasil, sambil memastikan pengeluaran diprioritaskan dan akuntabel dengan tepat. Pendekatan ini telah memberikan hasil yang tepat sasaran untuk sistem kesehatan Indonesia, khususnya kemampuan kesiapsiagaan darurat rumah sakitnya, dan pelaksanaan program vaksinasinya.
Meski capaian 100 juta dosis layak untuk diakui, penting juga untuk menyadari bahwa menjangkau populasi yang tersisa mungkin merupakan tantangan terbesar. Misalnya, ada daerah terpencil di negara yang tingkat vaksinasinya lebih rendah, dan informasi yang salah serta keraguan masih menghalangi orang untuk mendapatkan suntikan.
Bank Dunia akan terus memberikan dukungan teknis kepada pejabat kesehatan Indonesia untuk mengatasi tantangan ini.
"Satu hal yang kami soroti adalah kekuatan kemitraan; orang-orang yang bekerja sama untuk tujuan bersama. 100 juta dosis adalah tonggak penting dan tidak dapat dicapai tanpa kerja keras yang luar biasa oleh tim dan komunitas di seluruh Indonesia. Tentu masih banyak yang harus dilakukan, tetapi kami tetap yakin bahwa kami akan mengatasi tantangan bersama. Berat sama dipikul ringan sama dijinjing!" tulis World Bank.