Idap Sindrom Langka Usai Terinfeksi Covid-19, Bocah 8 Tahun Ini Alami Kelumpuhan

Senin, 20 September 2021 | 16:30 WIB
Idap Sindrom Langka Usai Terinfeksi Covid-19, Bocah 8 Tahun Ini Alami Kelumpuhan
ilustrasi anak (pixabay/madalincalita)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang anak perempuan berusia 8 tahun di Minnesota telah dirawat di rumah sakit sejak Maret 2021 setelah mengalami sindrom langka akibat infeksi Covid-19. Anak bernama Avella Bauer tersebut didiagnosis dengan ensefalomielitis diseminata akut (ADEM) setelah dia dinyatakan positif Covid-19.

Melansir dari Health, ibu Avella yakni Lani Bauer, mengatakan bahwa putrinya mengalami demam ringan pada awal Maret. Sementara demam mereda di akhir minggu dan Avella dapat kembali ke sekolah, Lani segera menyadari putrinya tidak bertingkah seperti dirinya.

"Saya mendapat telepon darinya sepulang sekolah yang mengatakan saya harus datang menjemputnya karena dia tak seperti dirinya sendiri dan dia sedang tidur di salah satu kamar kecil sekolah," kata Lani. 

Lani menemukan bahwa Avella tidak responsif dan membawanya ke rumah sakit. Putrinya kemudian ddidiagnosis dengan ADEM. 

Avella sekarang lumpuh dan dirawat di rumah sakit sejak saat itu.

ADEM adalah suatu kondisi yang menyebabkan serangan peradangan singkat namun meluas pada otak dan sumsum tulang belakang. Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), serangan ini merusak myelin, lapisan pelindung serabut saraf, dan dapat menyebabkan gejala mendadak seperti demam, kelelahan, sakit kepala, mual, muntah, kejang, dan koma.

Ilustrasi Anak sakit. (pixabay.com/luidmilakot)
Ilustrasi Anak sakit. (pixabay.com/luidmilakot)


Gangguan ini dapat menyebabkan masalah neurologis lain, seperti:

  • Kehilangan penglihatan pada satu atau kedua mata
  • Kelemahan sampai kelumpuhan
  • Kesulitan mengoordinasikan gerakan otot sukarela, seperti berjalan

ADEM biasanya mengikuti infeksi bakteri atau virus, atau, dalam kasus yang jarang terjadi, vaksinasi campak, gondok, atau rubella.

Thomas Russo, MD, profesor dan kepala penyakit menular di Universitas di Buffalo di New York, mengatakan kepada Health bahwa sulit untuk menentukan penyebab pasti ADEM. 

Baca Juga: Bandel! Dua Tempat Hiburan di Bogor Langgar PPKM, Langsung Didenda Satgas Covid-19

"Kemungkinan itu bisa disebabkan oleh COVID-19, namun kami belum benar-benar yakin," ujar dokter Russo. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI