Suara.com - Upaya vaksin Covid-19 telah membantu menekan risiko infeksi virus corona Covid-19. Tapi, penurunan kekebalan seiring berjalannya waktu setelah vaksinasi lengkap menjadi ancaman baru.
Para ilmuwan telah mengidentifikasi kelompok orang yang berisiko tinggi mengalami infeksi virus corona Covid-19 parah, meskipun sudah suntik vaksin Covid-19 dua kali.
Para peneliti telah menghitung risiko infeksi virus corona Covid-19 parah di antara berbagai kelompok orang menggunakan alat berdasarkan kumpulan data yang sudah ada.
Alat yang digunakan ini mampu memprediksi orang yang paling berisiko mengalami infeksi parah virus corona Covid-19 dari 14 hari atau lebih setelah suntik vaksin Covid-19 dua kali secara akurat.
Menurut para peneliti, pria dan orang dengan latar belakang etnis lebih mungkin dirawat di rumah sakit atau meninggal karena virus corona Covid-19 setelah suntik vaksin Covid-19 dibandingkan orang tua.

Kelompok lain yang berisiko tinggi terinfeksi virus corona Covid-19 parah adalah penghuni rumah perawatan dan orang dengan masalah kesehatan mendasar, termasuk penyakit ginjal, penyakit sel sabit, HIV, Down's Syndrome dan sirosis hati.
Di antara sampel lebih dari 6,9 juta orang dewasa yang sudah vaksinasi dan dianalisis, sebanyak 5,2 juta orang sudah menerima suntikan kedua vaksin Covid-19.
"Saya pikir, fakta bahwa beberapa variasi etnis berkurang menunjukkan bahwa banyak hal ini terjadi karena pola sosial," kata Profesor Aziz Sheikh, dari University of Edinburgh dikutip dari Express.
Profesor Aziz Sheikh mengatakan kelompok orang dari etnis India dan Pakistan cenderung memiliki rumah tangga yang sedikit lebih tinggi, sehingga ada kemungkinan penularan virus corona Covid-19 di dalam rumah tangga terjadi.
Baca Juga: Sesumbar Punya Kekebalan Alami, Politikus AS Ini Belum Mau Divaksin Covid-19
Tim peneliti berharap alat ini akan membantu menginformasikan keputusan pasien untuk terus melindungi dan membentuk kebijakan seputar suntikan booster vaksin Covid-19 dan pengobatan virus corona Covid-19.