China Batasi Penggunaan Aplikasi TikTok Anak Usia 14 Tahun, Hanya Boleh 40 Menit Sehari

Senin, 20 September 2021 | 14:13 WIB
China Batasi Penggunaan Aplikasi TikTok Anak Usia 14 Tahun, Hanya Boleh 40 Menit Sehari
Ilustrasi tiktok (pexels.com/cottonbro)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aplikasi Douyin, atau yang juga dikenal TikTok China baru-baru ini mengumumkan bahwa remaja berusia 14 tahun ke bawah hanya diperbolehkan menggunakan aplikasi itu selama 40 menit per hari.

Selain itu, mereka tidak dapat menggunakan aplikasi tersebut mulai pukul 10 malam hingga 6 pagi setiap hari.

Melansir dari World Of Buzz, pengumuman ini telah menjadi sorotan di China. Bahkan, aturan ini telah dibaca lebih dari 280 juta orang di media sosial Weibo.

Mayoritas netizen China menunjukkan adanya dukungan positif atas inisiatif tersebut. Dengan begitu, ini akan mencegah kecanduan serta kontrol diri bagi anak remaja mereka.

Baca Juga: Anggota Satpol PP Bogor Cekik PKL di Stadion Pakansari Minta Maaf

Ilustrasi Tiktok. (Pixabay)
Ilustrasi Tiktok. (Pixabay)

Seperti diketahui, bahwa anak dengan usia mereka mudah terpengaruh oleh konten negatif. Lewat laporan World Journal, TikTok Cina juga mendesak remaja untuk verifikasi akun dengan mengaktifkan mode remaja. Selain itu, orangtua juga disarankan untuk membantu menyelesaikan verifikasi akun anak mereka.

Sebelumnya pada 30 Agustus yang lalu, China’s National Press and Publication Administration telah mengumumkan bahwa semua penyedia game online hanya diberikan layanan satu jam kepada anak di bawah umur. Yakni dimulai pada pukul 8 hingga 9 malam pada hari Jumat, Minggu, serta hari libur nasional.

Lewat pengumuman tersebut, diharapkan aturan ini dapat mencegah kelompok remaja Cina dari kecanduan game online.

Mengutip dari Suara.com, Selasa (31/8/2021), aturan yang diumumkan lewat kantor berita Xinhua melaporkan, kecanduan game dapat menghalangi studi dan kesehatan mental anak-anak.

Selain itu, orangtua serta guru di sekolah memainkan peran penting untuk mengekang kecanduan game. Hal ini juga diungkap oleh juru bicara pemerintah setempat, yang mengatakan bahwa remaja merupakan masa depan tanah air Cina.

Baca Juga: Viral Ajak Calon Suami Joget Tiktok, Ria Ricis Disindir Netizen

Aturan ini juga diharapkan dapat melindungi kesehatan fisik serta mental anak, di mana peran ini berkaitan dengan kepentingan vital masyarakat, serta berkaitan dengan pembinaan generasi muda dalam era peremajaan bangsa.

Media pemerintah meramalkan tindakan keras regulasi dalam beberapa pekan terakhir, yakni dengan mengecam pertumbuhan liar dari beberapa perusahaan game.

Hal ini menjadi pukulan telak bagi industri game global, di mana layanan tersebut diisi puluhan juta anak muda.

Dilaporkan, saham perusahaan investasi teknologi yang terdaftar di Amsterdam, Prosus, yang memegang 29 persen saham di media sosial dan raksasa video game China Tencent, telah turun sekitar 1,45 persen. Selain itu, saham video game onlineEropa seperti Ubisoft dan Embracer Group, masing-masing juga turun lebih dari 2 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI