Suara.com - Selain kopi, ada banyak minuman yang sebenarnya mengandung kafein seperti teh, cokelat, minuman bersoda, dan minuman olahraga.
Kafein merupakan stimulan saraf pusat, yang dapat meredakan atau memicu sakit kepala. Ini tergantung pada seberapa banyak yang dikonsumsi dan seberapa sering.
Mengonsumsi kafein dalam jumlah besar akan menyebabkan sakit kepala, terutama ketika tidak dibarengi dengan minum air putih.
Tetapi, terlepas dari jumlahnya, mengonsumsi kafein terlalu sering lebih mungkin membuat sakit kepala karena sudah ketergantungan, lansir Insider.
Baca Juga: Kenali 5 Mitos Kafein yang Masih Banyak Dipercaya
Misalnya, Anda biasanya mengonsumsi lebih dari 200 mg per hari selama lebih dari dua minggu, kemudian tidak mengonsumsinya dalam beberapa hari, maka Anda akan mengalami gejala penarikan kafein.
Menurut Diagnostics and Statistical Manual of Mental Disoreders (DSM-5), sakit kepala termasuk ke dalam gejala penarikan kafein.
Alasannya, ketika berhenti mengonsumsi kafein, pembuluh darah akan membesar dari yang sebelumnya menyempit akibat stimulan tersebut.
Jadi, apabila ingin berhenti mengonsumsi kafein, jangan berhenti secara tiba-tiba.
"Kurangi asupan Anda secara bertahap selama beberapa hari. Ini dapat membantu meminimalkan sakit kepala akibat 'putus obat' yang intens," jelas ahli nutrisi Amy Stephens, MS, RDN, CDE.
Baca Juga: Ketahui 6 Mitos Paling Umum Tentang Kafein, ada Penjelasan Fakta Sebenarnya!
Menurut American Migraine Foundation, menghindari gejala kafein bisa dilakukan dengan mengurangi asupan 25 mg tiap harinya.