Suara.com - Amerika Serikat tengah mempersiapkan program pemberian dosis ketiga vaksin COVID-19, meski mendapat kritik dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dalam keterangan terbarunya, disebutkan bahwa salah satu manfaat vaksin dosis ketiga adalah untuk mencegah infeksi COVID-19 dengan gejala ringan.
Dr. Anthony Fauci, pakar penyakit menular kenamaan dari Amerika Serikat, menyebut secara teori, suntikan penguat dapat mengurangi penularan virus dan mempercepat pemulihan AS.
"Itu bukan alasan utama (pemberian booster), tetapi sebenarnya bisa menjadi hal yang sangat positif," kata Dr. Anthony Fauci katanya melansir ANTARA.
Baca Juga: Dukung Vaksinasi Covid-19, Paus Fransiskus: Manusia Bersahabat dengan Vaksin
Alasan utama pemberian booster, kata Fauci dalam wawancara via telepon dengan Reuters, adalah untuk membalikkan tren peningkatan "infeksi terobosan" atau infeksi pada orang-orang yang telah divaksin lengkap, hal yang dibantah oleh banyak ahli.
Data menunjukkan sebagian besar kasus infeksi terobosan yang parah terjadi pada orang berusia di atas 65 tahun atau mereka yang imunitasnya terganggu. Kelompok terakhir itu sudah direkomendasikan untuk mendapatkan dosis ketiga.
Larry Corey, pakar virologi di Pusat Kanker Fred Hutchinson Seattle yang mengawasi uji coba vaksin COVID-19 yang disetujui pemerintah AS, adalah pendukung penggunaan dosis penguat untuk meningkatkan kadar antibodi yang cukup guna mencegah infeksi.
"Jika Anda tidak terinfeksi, Anda tidak akan menularkan (virus) ke orang lain, dan kita akan lebih efektif menghentikan epidemi, dan itu memiliki manfaat ekonomi," kata Corey.
Masalahnya, menurut banyak ahli, hanya ada sedikit bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa suntikan penguat dapat mencegah infeksi dan penularan.
Baca Juga: Pemkot Medan Akan Vaksinasi Covid-19 Pedagang Pasar Induk Lau Cih
Beberapa penelitian pemerintah menunjukkan ketika terinfeksi oleh varian Delta, orang yang telah divaksin lengkap dapat menularkan virus, umumnya kepada orang yang tidak divaksin.
"Jika Anda melihat bukti dari Amerika Serikat, jelas sekali bahwa perlindungan terhadap infeksi dan penyakit bergejala ringan hingga sedang berkurang," kata Fauci.
Hal itu terjadi di antara banyak populasi yang diteliti AS, termasuk penelitian terbaru pada 600.000 kasus COVID-19 di 13 negara bagian dan kota besar.
"Tidak secara dramatis, tapi cukup," kata dia.