Mengenal Cerebral Flow Diverter, Penanganan Jerawat Otak Tanpa Luka Sayatan

Kamis, 16 September 2021 | 19:00 WIB
Mengenal Cerebral Flow Diverter, Penanganan Jerawat Otak Tanpa Luka Sayatan
Ilustrasi otak (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jerawat otak atau dalam istilah medis dikenal dengan aneurisma, dapat diatasi dengan penanganan khusus minim risiko melalui teknik endovaskular dengan pemasangan Cerebral Flow Diverter.

Teknik ini bekerja dengan memasukan sejenis alat seperti benang kecil (koil) ke dalam pembuluh darah, sehingga darah yang mengalir tidak lagi masuk ke kantong pembuluh darah yang menggelembung dan berisiko pecah.

Melalui tindakan ini, pasien aneurisma akan menjalani pengobatan minimal invasif, atau tindakan medis yang tidak perlu membedah maupun melukai tubuh dengan menyisakan luka besar.

Menurut Spesialis Bedah Saraf, dr. Abrar Arham, SpBS pemasangan cerebral flow diverter punya keberhasilan tindakan yang sangat tinggi yakni hingga 95 persen.

Baca Juga: Kesenangan Berujung Petaka, Pria Jepang Hampir Meninggal Usai Masturbasi, Kok Bisa?

"Keunggulan teknologi ini adalah prosedur relatif cepat, pasca-tindakan tidak perlu perawatan ICU, mengurangi lamanya rawat inap, lebih nyaman untuk pasien, dan tidak ada luka sayatan,"  ujar dr. Abrar dalam diskusi di RS Pusat Otak Nasional, Kamis (16/9/2021).

Aneurisma atau jerawat otak adalah kondisi membesarnya atau menggelembungnya pembuluh darah di otak.

Kondisi ini bisa berakibat fatal jika tidak tertangani dengan segera, terlebih jika jerawat otak atau balon aneurisma otak sampai pecah yang bisa menyebabkan stroke karena pendarahan di otak.

Sebelum tindakan dilakukan, biasanya dokter akan lebih dulu mengevaluasi secara detail kelainan pembuluh darah otak ini.

Ini dilakukan karena seringkali dokter membutuhkan pemeriksaan DSA (Digital Subtraction Angiography), yang hasilnya bisa menentukan jenis terapi terbaik untuk menangani kasus aneurisma yang diderita.

Baca Juga: Perempuan yang Merokok 4 Kali Lebih Berisiko Kena Aneurisma Otak

"Penanganan kasus aneurisma otak ini membutuhkan kolaborasi multidisiplin melibatkan dokter bedah saraf, neurointervensionist, neurologist, intensivist, dan lain sebagainya," jelas dr. Abrar.

Selain itu, dalam penanganan aneurisma juga membutuhkan peralatan dan fasilitas penunjang yang memadai dan mutakhir agar kita dapat menang
ani kasus aneurisma otak dengan tingkat keberhasilan yang cukup baik.

Ditambah edukasi dan awareness tentang aneurisma kepada masyarakat, agar bisa mendeteksi dan mencegah kasus aneurisma sedini mungkin.

"Maka penanganan komprehensif aneurisma terutama pada penderita yang telah mengalami pecahnya aneurisma otak, atau akan lebih baik bila dapat ditangani sebelum aneurisma tersebut pecah," pungkas dr. Abrar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI