Suara.com - Tren penurunan kasus Covid-19 yang dalam beberapa pekan terakhir menurut Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menjadi pelajaran bagi Indonesia.
Menurut Juru Bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito, penurunan kasus harus dipertahankan agar Indonesia tidak masuk ke dalam gelomabg ketiga virus Corona yang menyerang sejumlah negara-negara dunia.
"Tugas besar kita sekarang mempertahankan kurva yang tengah melandai ini. Terdapat 2 pelajaran utama menjadi catatan kita," kata Wiku dalam keterangan di situs resmi Satgas Covid-19.
Lebih lanjut, hal pertama yang dimaksud ialah dengan sungguh-sungguh menjaga protokol kesehatan seiring pembukaan aktivitas sosial ekonomi masyarakat.
![Ilustrasi Covid-19 [Foto: Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/08/18/20489-ilustrasi-covid-19.jpg)
Bila mempelajari perkembangan varian delta yang terbukti lebih cepat menular baik di negara asalnya India dan Indonesia, menunjukkan butuh waktu di kedua negara untuk mencapai fase lonjakan.
Di India, varian delta muncul sejak September 2020, namun lonjakan terjadi pada April 2021. Sementara di Indonesia varian delta ditemukan pada Januari 2021, namun lonjakan terjadi pada Juli 2021. Ini menandakan bahwa lonjakan kasus terjadi bukan semata-mata karena varian Delta, tetapi akibat aktivitas sosial ekonomi masyarakat yang tidak diimbangi dengan prokes ketat.
"Apabila kita mampu membatasi aktivitas sosial ekonomi, maka dampak dari varian tidak akan melonjak signifikan," jelasnya.
Kedua, dengan melihat pola lonjakan di Indonesia yang berselang 3 bulan dari dunia serta negara lain seperti India, Malaysia dan Jepang, maka sikap waspada dan disiplin protokol kesehatan diharuskan agar tidak menyusul negara lain mengalami third wave.
"Kita dapat belajar dari India mengingat kasusnya melandai dalam beberapa bulan terakhir," lanjut Wiku.
Baca Juga: Satgas Covid-19 Ungkap Peran Penting Indonesia Dalam Pengendalian Pandemi Secara Global
Disamping itu, Wiku memaparkan hasil pembelajaran terhadap periode lonjakan yang terjadi di masa pandemi COVID-19. Di dunia sejauh ini telah mengalami 3 puncak di tahun 2021. Masing-masing terjadi pada bulan Januari (pertama), April (kedua) dan Agustus - September (ketiga).