Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI akui provinsi Aceh jadi salah satu daerah dengan penyerapan vaksinasi Covid-19 terendah di Indonesia.
Hal ini selaras dengan temuan dinas kesehatan yang mendapati sebanyak 1.819 dosis vaksin Sinovac kabupaten Aceh Tenggara yang tidak terpakai.
Menanggapi ini, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengungkap ada berbagai faktor rendahnya penerimaan vaksinasi di Aceh, salah satunya karena keyakinan agama.
"Kita punya tantangan kalau untuk Aceh, bahwa masyarakat sebagian besar menolak. Salah satunya karena alasan keyakinan agama, ketidakpercayaan terhadap kehalalan vaksin," terang Nadia dalam acara diskusi, Rabu (15/9/2021).
Baca Juga: Jumlah Harian Vaksinasi Menurun, Wagub DKI: Kebanyakan Warga Sudah Divaksin
Selain karena pandangan agama, ada pula kekhawatiran terhadap efek samping vaksin, lantaran adanya penyakit komorbid atau penyakit penyerta seperti jantung, diabetes, hingga hipertensi atau tekanan darah tinggi
"Di awal survei kita tahu provinsi Aceh paling rendah penerimaananya terhadap vaksin, yakni hanya sebesar 45 persen, dan vaksinasi rutin di Aceh paling rendah dibandingkan provinsi lainnya," tutur Nadia.
Meski begitu, Nadia membantah jika data vaksinasi Aceh paling rendah dibanding seluruh daerah di Indonesia, dan walau tingkat minat rendah tapi mulai terlihat peningkatan cakupan vaksinasi meski tidak signifikan.
"Kalau melihat data vaksinasi Aceh tidak paling bawah, di sisi lain terjadi peningkatan di Aceh walaupun masih jadi tantangan," pungkas Nadia.
Sementara itu, ribuan vaksin yang tidak terpakai di Aceh ini, diakui Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Aceh Tenggara, Sukri Manto, karena kurangnya antusiasme di masyarakat.
Baca Juga: 1.819 Dosis Sinovac di Aceh Tenggara Tak Terpakai, Begini Penjelasan Dinkes
Sehingga satu vial vaksin yang berisi 10 dosis bagi 10 orang, kerap kali hanya terpakai untuk enam orang.
"Jadi empat dosis sisanya itu tidak terpakai. Karena masa daya tahan vaksin Sinovac setelah dibuka satu vial itu hanya berkisar enam jam," kata Sukri.