Ahli: Tingkat Autoantibodi Bisa Picu Keparahan Infeksi Virus Corona Covid-19

Kamis, 16 September 2021 | 08:18 WIB
Ahli: Tingkat Autoantibodi Bisa Picu Keparahan Infeksi Virus Corona Covid-19
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dalam banyak kasus, tingkat autoantibodi ini mirip dengan pasien penyakit autoimun yang terdiagnosis. Ada kemungkinan selama infeksi virus corona Covid-19 tidak terkontrol ketika virus bertahan terlalu lama dan respons imun semakin intensif terus memecah partikel virus corona menjadi berkeping-keping. Saat itulah sistem kekebalan bisa mendeteksi virus yang sebelumnya tidak terlihat.

Temuan ini mengungkapkan bahwa sekitar 60 persen pasien virus corona Covid-19 memiliki autoantibodi yang dikenal sebagai antibodi anti-sitokin. Seperempat pasien lainnya memiliki antibodi anti-nuklir, yang juga sering dikaitkan dengan penyakit autoimun.

"Jika Anda belum pernah vaksinasi, kebanyakan orang yang terkena virus corona bisa mengatasinya dan baik-baik saja. Tapi, Anda juga tidak bisa memprediksi hal itu. Jadi, Ingatlah bahwa virus bisa menyebabkan autoimunitas," jelasnya.

Para ilmuwan berencana untuk menyelidiki lebih lanjut hubungan antara autoimunitas dan infeksi virus corona Covid-19 parah. Studi ini menambah sederet bukti yang menunjukkan hubungan antara karakteristik infeksi virus corona yang parah dan penyakit autoimun.

Tahun lalu, sebuah penelitian yang dipimpin oleh Universitas Yale menemukan bahwa pasien virus corona Covid-19 memiliki sejumlah besar autoantibodi yang menargetkan jaringan. Tes yang dilakukan selama penelitian menemukan bahwa semakin tinggi prevalensi autoantibodi ini, semakin parah infeksinya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI