Positivity Rate di Bawah 5 Persen, Satgas Covid-19 Optimis Pandemi Bisa Lebih Terkendali

Rabu, 15 September 2021 | 18:42 WIB
Positivity Rate di Bawah 5 Persen, Satgas Covid-19 Optimis Pandemi Bisa Lebih Terkendali
Sebagai ilustrasi: sejumlah calon penumpang berjalan menuju Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (13/9/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama dua pekan terakhir, rata-rata kasus positif Covid-19 atau positivity rate Indonesia telah di bawah lima persen, sesuai dengan standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

Satgas Penanganan Covid-19 mengatakan, jika angka tersebut bisa bertahan selama sebulan penuh, maka hal itu dapat menjadi bukti pandemi telah lebih terkendali.

"Dari tanggal 1 September memang bisa kita lihat cukup stabil, di mana angka rata-rata positivity rate 4,92. Kalau sebulan dia bisa selalu di bawah lima persen, ini berarti menunjukkan pengendalian pandemi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan bulan sebelumnya," kata Ketua Bidang data dan teknologi informasi Satgas Covid-19 Dr. Dewi Nur Aisyah dalam webinar 'Covid-19 Dalam Angka', Rabu (15/9/2021).

Saat lonjakan kasus positif Covid-19 pada Juli lalu, rata-rata positivity rate di Indonesia mencapai 32 persen. Kemudian berangsur-angsur turun pada Agustus hingga menjadi 18 persen, tutur Dewi.

Baca Juga: Bioskop Buka Lagi, Mau Nonton Film Harus Install Aplikasi PeduliLindungi

"Cuma memang catatannya adalah ini berasal dari pemeriksaan PCR dan antigen," ucapnya.

Ia menjelaskan bahwa positivity rate berasal dari perbandingan jumlah orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari jumlah orang yang diperiksa.

Secara epidemiologis, testing lebih ideal dilakukan terhadap tiga kategori orang. Yakni, mengalami gejala seperti Covid-19, pernah kontak erat dengan pasien Covid-19, dan baru pulang melakukan perjalanan dari daerah dengan tingkat paparan tinggi.

Namun yang terjadi di Indonesia data testing bercampur dengan pemeriksaan yang di luar dari tiga kategori tersebut, seperti misalnya akan melakukan perjalanan. Terlebih saat dimasukan hasil tes antigen dalam perhitungan positivity rate sejak Maret lalu.

"Kita memang masih punya PR karena ini bercampur dengan orang yang ingin melakukan perjalanan. Karena yang kita butuhkan sebetulnya yang paling baik dilakukan untuk penyelidikan epidemiologi dengan alasan mengkonfirmasi orang tersebut terkonfirmasi atau tidak," paparnya.

Baca Juga: Ribuan Orang Positif Corona Keluyuran di Tempat Publik, Begini Reaksi Satgas Covid-19

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI