Suara.com - Mencegah penularan virus corona penyebab sakit Covid-19 bisa dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya melakukan vaksinasi dan terus menerapkan protokol kesehatan.
Dikatakan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr. Reisa Broto Asmoro, masih banyak masyarakat yang belum memahami kebiasaan baik seperti penggunaan masker, mencuci tangan dengan sabun, hingga menjaga jarak.
Padahal langkah-langkah tersebut sangat perlu dilakukan agar angka infeksi Covid-19 tidak kembali naik.
"Saya harap tidak longgar dan terus tinggi. Karena kita tahu pandemi belum usai dan tidak tahu kapan akan berakhir,” ungkapnya dalam acara Konferensi Pers Gojek, Rabu (15/9/2021).
Baca Juga: Ingin PPKM Level Turun, Pemerintah Daerah Wajib Tingkatkan Cakupan Vaksinasi COVID-19
Reisa menambahkan, meski risiko penularan Covid-19 akan tetap ada, namun angka infeksi akan menjulang naik jika masyarakat melonggarkan protokol kesehatan. Karena itu, perlu kesadaran masyarakat mengenai pentingnya perlindungan diri.
“Memang di Indonesia sudah menurun, tapi kita harus lihat dan belajar dari negara tetangga, di mana mereka melanggar protokol kesehatan seperti melepaskan masker, ternyata terjadi lonjakan kasus yang luar biasa,” lanjut dr. Reisa.
"Jadi ini harus dijadikan pelajaran bersama, bahwa sekarang belum saatnya melonggarkan sampai kita lihat nanti situasinya. Kalau sudah keluar dari pandemi, baru kita ubah persepsi kita terhadap prokes," ungkapnya.
Ia berharap kepatuhan terhadap protokol kesehatan masih terus dilakukan. Sebab cara ini akan membentuk masyarakat untuk memulai kebiasaan baru. Mulai dari gaya hidup sehat serta bersih.
Ia berharap ke depannya masyarakat bisa terbiasa patuh terhadap protokol kesehatan. Dengan begitu, diharapkan Indoensia bisa dilindungi diri dari lonjakan kasus Covid-19 di kemudian hari.
Baca Juga: Sudah Pesan 100 Juta Dosis, Inggris Batalkan Pemesanan Vaksin Covid-19 Valvena
"Karena bukan hanya berguna Covid-19 sebenarnya, tapi bermanfaat juga buat beberapa penyakit menular lainnya di Indonesia," pungkasnya.