Suara.com - Mantan Menteri Kesehatan Prancis Agnes Buzyn tengah bersiap menghadapi gugatan dari Pengadilan Kehakiman Republik. Ia diduga bertanggung jawab terhadap kelalaian penanganan pandemi Covid-19 yang memakan ribuan korban jiwa.
Melansir BBC Indonesia, jaksa penuntut umum menyebut tindakan Buzyn yang mundur sebagai Menteri Kesehatan untuk mengikuti pemilihan wali kota Paris membahayakan nyawa orang lain.
Buzyn, yang pada akhirnya kalah dalam pemilihan tersebut, kini bergabung dalam kabinet Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dipimpin Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Pada sesi mendengarkan kesaksian hari Jumat (10/09) kemarin, perempuan 58 tahun itu mengatakan dirinya menyambut baik kesempatan untuk menjelaskan dan "untuk menegakkan kebenaran", sebagaimana dilaporkan kantor berita AFP.

Dia menegaskan bahwa tak akan membiarkan tindakan pemerintah atau dirinya sendiri didiskreditkan "ketika kami melakukan banyak hal untuk mempersiapkan negara kami menghadapi krisis kesehatan global".
Buzyn menjadi menteri kesehatan Prancis pada Mei 2017, dan mengundurkan diri hanya beberapa pekan setelah kasus pertama Covid-19 terkonfirmasi di Prancis.
Agnès Buzyn menjadi orang yang menjadi pusat perhatian, karena sebelum dia mundur dari jabatan menteri kesehatan, dia membuat pernyataaan yang tampaknya menunjukkan bahwa situasi terkendali. Tapi belakangan dia mengatakan hal sebaliknya, bahwa saat dia meninggalkan kantor kementerian ia mengetahui bahwa bencana itu hendak melanda.
Pengadilan juga menyelidiki kelalaian dalam penyediaan APD untuk tenaga kesehatan, dan kegamangan kebijakan terkait penggunaan masker.
Tapi banyak kalangan di pusaran politik Prancis - termasuk oposisi - yang menganggap tindakan dari pengadilan itu bermasalah.
Baca Juga: 8 Pesona Tiphaine Poulon, Model Prancis Mualaf yang Kepincut Pria Aceh
Mereka khawatir sebuah cabang yudisial yang terlalu agresif akan melumpuhkan eksekutif - dan menimbulkan ketakutan bagi para menteri mengambil tindakan dan takut dituntut sehingga membuat respons yang sangat berhati-hati terhadap krisis yang terjadi.