Pemerintah Ingin Ubah Pandemi Covid-19 Jadi Endemik, Begini Catatan Saran IDI

Selasa, 14 September 2021 | 16:30 WIB
Pemerintah Ingin Ubah Pandemi Covid-19 Jadi Endemik, Begini Catatan Saran IDI
Ilustrasi virus corona. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah kembali sampaikan pernyataan akan bersiap ubah status pandemi Covid-19 jadi endemik. Salah satu caranya dengan meningkatkan vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat.

"Pemerintah gencarkan vaksinasi Covid-19 sebagai salah satu langkah persiapan transisi pandemi Covid-19 menjadi endemik," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy beberapa waktu lalu.Pandemi dan endemik menjadi ukuran dari tingkat keparahan penyebaran penyakit. 

Dikutip dari situs Centers for Disease Control and Prevention (CDC), endemik menjadi status penyebaran penyakit yang paling dasar dan paling rendah. Status itu menunjukkan jika suatu penyakit akan tetap terus ada meski hanya terjadi di kelompok masyarakat tertentu

Sedangkan pandemi, menjadi status tertinggi dalam sebaran penyakit. Tolok ukur suatu penyakit disebut sebagai pandemi, apabila telah menyebar ke banyak negara bahkan hampir seluruh dunia, seperti yang terjadi pada Covid-19.

Baca Juga: Studi The Lancet: Booster Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga Masih Belum Dibutuhkan

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 PB IDI Zubairi Djoerban
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 PB IDI Zubairi Djoerban

Menanggapi rencana itu, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) prof. Zubairi Djoerban mengatakan, masyarakat perlu menyesuaikan diri agar infeksi Covid-19 di Indonesia benar-benar bisa menjadi endemik.

"Saya oke-oke saja jika transisi dari pandemi ke endemik direncanakan. Artinya kita harus menyesuaikan diri dengan pola pikir baru: hidup dengan SARS-CoV-2. Pertanyaan besarnya, apakah terlalu dini untuk transisi atau apa-apa saja yang diperlukan untuk sampai ke sana (endemi)?" ucapnya, dikutip dari tulisannya di Twitter, Selasa (14/9/2021).

Ia menekankan, pergantian status pandemi bukan berarti virus Corona SARS-CoV-2 akan hilang dan tidak ada kasus baru. Banyak faktor yang membuat pandemi bergeser menjadi endemi. 

"Seperti jumlah penularan, kasus, dan kematian beserta polanya. Juga soal durasi perlindungan dari vaksinasi dan infeksi alami," jelasnya.

Sebagai negara kepulauan, faktor-faktor itu kemungkinan akan beda di tiap daerah di Indonesia, lanjut dokter Zubairi.

Baca Juga: Ingin Kabur dari Zona Merah Covid-19, 15 Orang Nekat Masuk Truk Freezer

Belum lagi kendala jika masih ada ketimpangan layanan fasilitas kesehatan dan serapan vaksinasi serta pasokan dosis di setiap daerah. 

"Kita harus mempersiapkan juga kapasitas layanan kesehatan untuk mengelola lonjakan kasus di masa depan. Mitigasi ini harus ada," ujar dokter spesialis Penyakit dalam tersebut.

Penurunan kasus positif harian dan angka kematian dalam beberapa hari terakhir, juga positivity rate Indonesia yang makin mendekati standard dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menurut dokter Zubairi, harus dimanfaatkan sebagai upaya persiapan transisi tersebut. 

"Ya syaratnya harus ada koordinasi yang solid semua pihak dan tidak boleh menurunkan kewaspadaan. Kalau longgarnya kebablasan, bisa-bisa malah menjadi hiperendemi, alih-alih menuju endemi," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI