Studi: Gaya Hidup Aktif Bantu Turunkan Risiko Gangguan Kecemasan

Selasa, 14 September 2021 | 09:27 WIB
Studi: Gaya Hidup Aktif Bantu Turunkan Risiko Gangguan Kecemasan
Ilustrasi gaya hidup aktif dengan olahraga. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gangguan kecemasan menjadi masalah kejiwaan yang kerap dikeluhkan banyak orang di masa pandemi Covid-19.

Nah, sebuah studi terbaru menemukan bahwa gaya hidup aktif secara fisik ternyata bisa menurunkan diagnosis gangguan kecemasan hungga 62 persen. Kemungkinan itu bisa terjadi pada laki-laki maupun perempuan.

Temuan itu diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Psychiatry. Penelitian dilakukan terhadap 197.685 pemain ski yang berpartisipasi dalam lomba ski lintas jarak jauh, Vasaloppet, dibandingkan dengan non-pemain ski yang cocok.

Untuk melakukan penelitian, para peneliti mengambil data tentang diagnosis psikiatri dan lainnya dari Pendaftaran Pasien Nasional Swedia dan mengecualikan individu dengan penyakit parah untuk mengurangi bias ketidakmampuan mereka untuk berpartisipasi.

Baca Juga: Mengenal Anxiety Disorder, Gangguan Kecemasan Berlebih dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

Ilustrasi olahraga. (Pixabay/Free-Photos)
Ilustrasi gaya hidup aktif dengan olahraga. (Pixabay/Free-Photos)

Peneliti juga menganalisis waktu penyelesaian lomba untuk menilai dampak kebugaran fisik dan tingkat ekstrem olahraga juga dosis latihan terhadap gangguan kecemasan.

"Kami menemukan bahwa memiliki gaya hidup aktif secara fisik (menjadi pemain ski) dikaitkan dengan risiko 60 persen lebih rendah terkena gangguan kecemasan dibandingkan dengan individu yang cocok dari populasi umum dalam sebuah studi observasional yang diikuti hampir 400.000 individu hingga 21 tahun," tertulis dalam jurnal penelitian tersebut, dikutip dari Fox News.

Gangguan kecemasan memang dianggap umum. Menurut Asosiasi Kecemasan dan Depresi Amerika, gangguan kecemasan diidap oleh 40 juta orang dewasa di AS (18,1 persen dari populasi) setiap tahun.

"Studi kami menawarkan pengetahuan baru tentang bagaimana gaya hidup aktif secara fisik dapat mempengaruhi perkembangan gangguan kecemasan pada pria dan wanita," tulis para peneliti.

Studi itu tidak dapat menentukan mekanisme yang menjelaskan efek menguntungkan dari olahraga, tetapi para peneliti menyarankan faktor-faktor seperti pikiran yang terganggu selama berolahraga dan mengurangi peradangan terkait kecemasan dan stres oksidatif.

Baca Juga: Alami Gangguan Kecemasan, Shin Jiyoon Weeekly Hiatus Jelang Comeback

Penelitian itu juga diakui memiliki keterbatasan. Seperti pemain ski lebih sehat daripada non-pemain ski karena lebih sedikit merokok dan menjalani diet yang lebih sehat.

Para peneliti juga tidak dapat menjelaskan gangguan kecemasan tidak terdiagnosis yang dapat mempengaruhi aktivitas fisik. Sehingga kemungkinan diperlukan penelitian lebih lanjut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI