Dampak Buruk Stres: Tingkatkan Risiko Hipertensi dan Penyakit Jantung

Selasa, 14 September 2021 | 09:00 WIB
Dampak Buruk Stres: Tingkatkan Risiko Hipertensi dan Penyakit Jantung
Ilustrasi seseorang sedang stres. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saat Anda sering merasa stres, tekanan darah mungkin meningkat seiring waktu. Hal ini yang kemudian secara bersamaan meningkatkan risiko penyakit jantung lainnya.

Melansir dari Medicinenet, para peneliti menemukan bahwa orang dewasa dengan tekanan darah normal tetapi tingkat hormon stres yang tinggi lebih mungkin untuk mengembangkan tekanan darah tinggi.

Kondisi ini bisa meningkat dalam enam sampai tujuh tahun dibandingkan dengan tingkat hormon stres yang lebih rendah.

"Hormon stres norepinefrin, epinefrin, dopamin dan kortisol dapat meningkat akibat stres dari peristiwa kehidupan, pekerjaan, hubungan, keuangan dan banyak lagi," ujar penulis studi Kosuke Inoue, asisten profesor epidemiologi sosial di Universitas Kyoto di Jepang

"Dan kami menegaskan bahwa stres adalah faktor kunci yang berkontribusi terhadap risiko hipertensi dan kejadian kardiovaskular," imbuhnya.

Penelitian yang diterbitkan di Hypertension melibatkan lebih dari 400 orang, berusia 48 hingga 87 tahun.

Mereka berpartisipasi pada penelitian tentang aterosklerosis (pembuluh darah tersumbat yang dapat menyebabkan penyakit jantung) yang melibatkan enam komunitas Amerika Serikat. 

Mereka melakukan tes urin selama 12 jam antara Juli 2004 hingga Oktober 2006.

Ilustrasi stres kerja (pexels/Andrea Piacquadio).
Ilustrasi stres kerja (pexels/Andrea Piacquadio).

Para peneliti menganalisis kadar norepinefrin, epinefrin, dopamin, dan kortisol mereka. Tiga yang pertama terkait dengan sistem saraf otonom, yang mengatur detak jantung, tekanan darah, dan pernapasan. Kortisol adalah hormon steroid yang dilepaskan selama stres.

Baca Juga: Kalau Stres Jangan Panik, Begini Tips Tetap Kalem dan 'Woles'

"Meskipun semua hormon ini diproduksi di kelenjar adrenal, mereka memiliki peran dan mekanisme yang berbeda untuk mempengaruhi sistem kardiovaskular, jadi penting untuk mempelajari hubungannya dengan hipertensi dan kejadian kardiovaskular, secara individual," kata Inoue dalam rilis berita jurnal. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI