Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan meski program vaksinasi Covid-19 berjalan baik, masih ada provinsi di Indonesia yang perlu meningkatkan cakupan vaksinasi.
Ia mengatakan masih ada 5 provinsi yang capaian vaksinasi dosis pertama kurang dari 20 persen.
"Ada yang masih di bawah 20 persen untuk suntik pertamanya," ujar Menkes Budi saat konferensi pers perpanjangan PPKM yang dipantau dari Jakarta, Senin.
Lima provinsi tersebut adalah:
Baca Juga: Bersiap Gelar PON XX, Vaksinasi Penuh di Jayapura Capai 34 Persen
- Lampung sekitar 15 persen,
- Sumatera Barat 18 persen,
- Maluku Utara 18 persen,
- dan Papua serta Papua Barat 19 persen
Menurut Budi, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Kemenkes agar provinsi-provinsi tersebut lebih diperhatikan. Presiden ingin cakupan vaksinasi terdistribusi merata.
"Presiden memberikan arahan agar kita bisa memperhatikan provinsi-provinsi yang vaksinasinya masih di bawah 20 persen agar bisa dikejar oleh Kemenkes, Panglima TNI, dan Kapolri," kata dia.
Di satu sisi, Budi juga berharap agar Pemda setempat dengan tingkat persentase vaksin di bawah 20 persen segera mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya untuk mempercepat proses vaksinasi.
"Harapan kita bersama agar kita bisa lebih cepat bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan persentase penyuntikan atau vaksinasi di atas 20 persen," kata dia.
Ia menjelaskan, sampai saat ini Indonesia telah menerima sekitar 169 juta dosis vaksin. Dari jumlah tersebut, sebanyak 157 juta dosis sudah dikirim dan diterima oleh daerah-daerah
Baca Juga: Menkes Kasih Catatan untuk Penyelenggaraan IBL 2022
"Dari 157 juta dosis yang sudah dikirim ke daerah, sudah disuntikkan 116 juta dosis. Seperti yang disampaikan tadi, ada 41 juta dosis yang ada sebagai stok di daerah-daerah," kata dia.
Budi meminta agar stok 41 juta dosis itu segera digunakan agar meningkatkan capaian vaksinasi.
"Atas arahan Pak Presiden, diminta agar 41 juta dosis vaksin yang tersebar di seluruh provinsi dan kabupaten/kota agar segera diselesaikan dan disuntikkan. Karena 41 juta dosis ini jumlah yang sangat besar, yang sebaiknya cepat kita suntikan," kata dia. [ANTARA]