Suara.com - Bayi masih memiliki kulit yang tipis dan sensitif. Tingkat keasaman atau pH pada kulit bayi juga masih netral. Sehingga belum berfungsi maksimal untuk melindungi kulit dari bakteri.
Oleh sebab itu, kulit bayi masih rentan terhadap ruam, eksim, dan iritasi. Terutama pemilihan produk perawatan kulit yang kurang tepat, ataupun bayi terpapar dengan produk pembersih lainnya, bisa memicu reaksi alergi, ruam, eksim, dan iritasi.
Untuk menjaga agar kulit bayi terawat dan bebas dari masalah penyakit, perhatikan kandungan beberapa produk yang digunakan. Kalau perlu konsultasikan dengan dokter bahan kimia apa saja yang berisiko bagi kulit bayi.
Dikutip dari situs resmi Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski), berikut sepuluh produk perawatan bayi dan rumah tangga yang rentan jadi pemicu alergi.
Baca Juga: Dear Parents, Ini Tips Merawat Kulit Bayi Agar Tidak Mudah Iritasi
1. Sabun mandi
Beberapa sabun yang ada di pasaran diberi label aman untuk bayi. Namun cek lagi, apakah ada kandungan Sodium Lauryl Sulfate (SLS) atau Sodium Laureth Sulfate (SLES) sebagai bahan pembersih kulit dan yang membuat sabun berbusa. Kedua bahan itu dapat mengakibatkan ruam kemerahan bahkan iritasi pada kulit bayi.
Sebaiknya pilih sabun yang NON SLS maupun SLES. Selain itu perlu di cek apakah ada kandungan Formaldehyde. Zat tersebut merupakan salah satu pengawet yang bisa membuat kulit, mata, bahkan paru-paru anak terkena iritasi.
Hati-hati bagi anak yang sensitif atau sudah memiliki masalah dengan eksim. Jauhkan zat Formaldehyde itu dari mereka, khususnya yang memiliki bakat asma dan alergi. Bakat-bakat penyakit itu dapat memicu peradangan pada kulit.
2. Sabun antibakteri
Klaim yang beredar seringkali disebutkan sabun antibakteri dianjurkan untuk melindungi kesehatan keluarga. Namun belum tentu cocok untuk bayi. Ada beberapa bahan tertentu, seperti triclosan yang dapat menyebabkan iritasi, terutama bagi bayi yang memiliki kulit sensitif.
Selain itu sabun antibakteri cenderung membuat kulit menjadi kering, sehingga mudah terjadi iritasi atau alergi. Oleh karena itu, sebaiknya sabun antibakteri hanya digunakan bila memang diperlukan, misalnya saat mengalami infeksi kulit.
Baca Juga: Kulit Bayi Sensitif? Begini Cara Merawatnya
3. Sampo dan kondisioner
Ada beberapa kasus anak yang sensitif dengan produk sampo atau kondisioner tertentu. Ternyata beberapa ahli mencurigai beberapa zat seperti phthalates, formaldehyde, dan 1,4 dioxane sebagai penyebabnya, selain pewangi.
Untuk antisipasi hal tersebut, orangtua harus rajin membaca kembali label kandungannya. Baiknya memang memilih produk sampo dan kondisioner yang terbuat dari bahan-bahan alami dan bebas pewangi. Jangan lupa, baca tanggal kadaluwarsanya. Produk yang sudah kadaluwarsa juga penyebab datangnya alergi atau iritasi.
4. Losion dan krim
Ada banyak jenis kosmetik bayi yang beredar di pasaran, salah satunya adalah losion. Layaknya losion yang dipakai orang dewasa, losion bayi juga bertujuan untuk membuat kulit jadi lebih lembab dan halus. Namun, losion untuk bayi yang ditambahkan pewangi bisa menyebabkan ruam, apalagi bayi yang sudah punya masalah dengan alergi atau eksim.
Hal ini berlaku juga dengan krim. Yang membedakan antara losion dan krim hanyalah kandungan airnya, losion lebih banyak mengandung air. Itu sebabnya losion bertekstur lebih ringan dan encer. Untuk bahan dasarnya, umumnya keduanya sama.
5. Sunscreen
Idealnya sunscreen memang ditujukan untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari. Namun ternyata ada beberapa kandungan dari sunscreen yang dapat menyebabkan kulit bayi iritasi, seperti PABA (Para AminoBenzoic Acid).
Oleh karena itu, untuk melindungi kulit bayi dari iritasi, pilih sunscreen yang bebas PABA. Pilih sunscreen yang mengandung Titanium Dioxide atau Zinc Oxide untuk bayi dan anak.
Untuk anak usia di atas 6 bulan, pilih sunscreen yang bersifat broad spectrum atau mengandung SPF dan PA. Karena kandungan ini mampu melindungi kulit dari paparan UVA dan UVB. Rekomendasi minimun SPF 30 dan PA++. Sedangkan untuk bayi usia dibawah 6 bulan, gunakan baju lengan panjang, celana panjang, topi dan hindari pajanan matahari langsung.
6. Baby wipes
Baby wipes atau tisu khusus bayi ini dipastikan selalu ada di tas bayi dan tas para orangtua Mudah dibawa dan mudah digunakan, ini menjadi alasan para orangtua memilih baby wipes untuk membersihkan kotoran atau bekas BAB/BAK anak. Dibalik kelebihan baby wipes, orangtua tetap perlu berhati-hati dengan kandungan di dalamnya.
Baby wipes yang mengandung alkohol dan pewangi sangat tidak direkomendasikan. Karena kedua kandungan itu bisa menyebabkan munculnya alergi atau bahkan iritasi.
Sebaiknya gunakan handuk kecil basah yang lembut untuk membersihkan bayi, daripada dengan baby wipes. Penggunaan handuk kecil pun tetap perlu diperhatikan. Pastikan simpan handuk basah di dalam kotak kedap udara agar terjaga kebersihannya.
7. Deterjen dan pelembut pakaian
Deterjen yang menawarkan aroma wangi, banyak busa, dan membuat pakaian lembut memang sangat menggoda. Tapi ternyata deterjen dengan tawaran tersebut justru mengandung unsur kimia yang memicu reaksi alergi pada kulit bayi.
Pilih deterjen cair yang rendah busa, dibandingkan deterjen bubuk untuk meminimalisir tertinggalnya residu yang tertinggal pada pakaian. Deterjen dengan soda api paling rendah dan bebas parfum juga perlu jadi pilihan agar bayi terhindar dari reaksi gatal atau alergi yang ditandai munculnya ruam.
Untuk bayi dengan kulit sensitif, sebaiknya tidak menggunakan pelembut pakaian atau deterjen 2in1 dengan pelembut pakaian. Pelembut pakaian biasanya mengandung pewangi seperti Limonene dan Benzyl acetate, pencetus iritasi pada kulit, mata, hidung, dan tenggorokan.
8. Obat pembunuh atau penghalau serangga
Jangan menyemprotkan obat pembunuh serangga di dekat bayi atau minimal berikan jeda selama 2 jam sebelum anak ada di ruangan tersebut. Sedangkan untuk obat penghalau serangga yang diaplikasikan di kulit, pastikan produk tidak mengandung DEET.
Bahan kimia itu memiliki dampak alergi dan iritasi pada kulit bayi. Tapi untuk bayi berusia kurang dari dua bulan sebaiknya tidak menggunakan obat penghalau nyamuk yang diaplikasikan ke tubuh.
9. Cairan pembersih perabot rumah
Ada beberapa zat kimia yang terkandung dalan produk pembersih prrabot rumah, seperti Alkylphenol ethoxylates (APEs) dan zat amonia. Kedua bahan kimia itu bisa menyebabkan ruam dan iritasi pada kulit.
Anjuran beberapa pakar untuk membersihkan perabotan rumah secara alami bisa juga ditiru. Misalnya, menggunakan larutan air, baking soda, dan cuka. Tiga bahan itu terbilang aman untuk kesehatan dan terbukti bisa membersihkan perabotan rumah.
10. Cairan pembersih lantai dan kamar mandi
Cairan pembersih lantai juga mengandung bahan kimia. Bagi kulit bayi dan anak, terutama mereka yang mempunyai bakat alergi atau sensitif, seringkali kontak dengan bahan pembersih yang tersisa di lantai atau kamar mandi yang dapat menyebabkan ruam, iritasi, hingga alergi.
Oleh karena itu, pastikan saat mengepel lantai maupun membersihkan kamar mandi bahan-bahan tersebut telah dibilas dengan baik hingga tidak tersisa.