14 September Hari Eksim Atopik Sedunia: Ketahui Beda Eksim dengan Dermatitis Atopik

Senin, 13 September 2021 | 12:41 WIB
14 September Hari Eksim Atopik Sedunia: Ketahui Beda Eksim dengan Dermatitis Atopik
Eksim, penyakit kulit yang bisa membuat kulit bersisik dan kemerahan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tanggal 14 September setiap tahunnya selalu diperingati sebagai Hari Eksim Atopik Sedunia atau World Atopic Eczema Day.

Hari tersebut ditujukan agar semua orang bersatu melakukan perawatan dan kesadaran tentang penyakit eksim atopik.

Eksim sendiri merupakan sederet kondisi yang menyebabkan kulit meradang, iritasi dan gatal. Sayangnya, kebanyakan masyarakat Indonesia mengenal eksim sebagai dermatitis atopik (DA).

Namun menurut Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Arini Astasari Widodo, mengatakan bahwa eksim dan DA adalah dua hal berbeda.

Baca Juga: Mengenal Dermatitis Atopik dan Kasus yang Pernah Terjadi pada Bayi

Jika eksim adalah sekelompok kondisi yang menyebabkan kulit inflamasi, maka DA adalah salah satu jenis eksim yang paling umum atau paling banyak ditemui.

"Meskipun DA hanya satu jenis eczema, tapi DA dapat berkembang pada kulit dalam berbagai bentuk," ujar dr. Arini dalam diskusi bersama awak media, Senin (13/9/2021).

Beberapa macam eksim yang pernah ditemui di antaranya dermatitis atopik,  dermatitis kontak, eczema dishidrotik, eczema tangan, neurodermatitis, eczema nummular, dan dermatitis statis.

DA biasanya dikaitkan dengan penyakit inflamasi atau peradangan di kulit yang kronik, khususnya muncul pada anak-anak dengan riwayat yang bervariasi, atau berbeda-beda pada setiap anak.

Jenis eksim ini biasanya ditandai dengan gejala gatal teramat sangat, dan menurut pakar Wise and Sulzberger, DA yang berulang biasanya memiliki riwayat dari keturunan atau keluarga.

Baca Juga: Gegara Implan Payudara, Bertahun-tahun Wanita Ini Alami Efek Samping Parah

"Berdasarkan epidemiologinya eksim umumnya 25 persen dialami anak-anak. Namun pada orang dewasa eksim hanya dialami 2 hingga 3 persen saja," tutur dr. Arini.

Sedangkan untuk DA, kejadian di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia 1,1 persen dialami usia 13 hingga 14 tahun. Sedangkan di Singapura, 17,9 persen dialami alami anak berusia 12 tahun.

Adapun fase terjadinya DA berdasarkan kelompok usia, sebagai berikut:

  1. Bayi, biasanya dialami usia 0 hingga 2 bulan, dengan bercak merah di sekitar pipi, kulit kepala, leher, batang tubuh dan area pemakaian pokok.
  2. Anak-anak, lebih dari 2 bulan kerap dialami di bagian wajah, sepertu leher, pergelangan tangandan kaki.
  3. Usia dewasa, lebih dari 18 tahun, DA kerap terjadi di bagian atas tubuh, seperti wajah, leher, dada dan punggung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI