Cuaca Dingin Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung, Ikuti Saran Ahli!

Minggu, 12 September 2021 | 18:20 WIB
Cuaca Dingin Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung, Ikuti Saran Ahli!
Ilustrasi Serangan Jantung, penyakit jantung (Pexels/Freestockorg)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyakit jantung adalah kondisi yang biasanya ditandai dengan nyeri dada mendadak atau ketidaknyamanan berupa tekanan, sesak atau remasan pada dada.

Penyakit jantung termasuk penyebab utama kematian di seluruh dunia yang seharusnya tidak diabaikan. Apalagi, semua orang sama-sama memiliki risiko menderita penyakit jantung, termasuk serangan jantung.

Para peneliti pun telah memperingatkan bahwa cuaca dingin bisa berdampak secara tak langsung pada jantung. Karena, penurunan suhu sering memberikan prevalensi yang lebih tinggi pada serangan jantung.

Pada kondisi cuaca dingin, tubuh akan bekerja membakar lemak coklat untuk menghasilkan panas ekstra agar kita tetap hangat. Tapi. para ilmuwan telah menemukan bahwa proses ini dapat memiliki efek samping yang berbahaya.

Baca Juga: Studi Baru Temukan bahwa Penularan Virus Corona di Toilet Umum Justru Rendah

Studi telah menemukan bahwa paparan cuaca dingin dapat menyebabkan penebalan dinding arteri, yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.

Ilustrasi cuaca dingin. (Shutterstock)
Ilustrasi cuaca dingin. (Shutterstock)

"Awalnya, kami berpikir bahwa aktivasi dingin lemak coklat hanya akan membuat tikus lebih kurus dan lebih sehat," kata Yihao Cao, di Departemen Mikrobiologi, Tumor dan Biologi Sel di Karolinska Institute dikutip dari Express.

Sebaliknya, Yihao dan rekannya menemukan tikus memiliki lebih banyak lemak yang disimpan di pembuluh darah.

Para peneliti pun menyimpulkan bahwa paparan suhu rendah mempercepat pembentukan plak aterosklerotik pada tikus, yang dikenal sebagai pemicu infark miokard atau serangan jantung dan pendarahan otak.

Pada penelitian ini, tim menciptakan tikus yang dimodifikasi secara genetik rentan terhadap aterosklerosis. Ketika tikus mencapai usia delapan minggu, mereka dibagi menjadi dua kelompok, salah satunya disimpan dalam suhu 30 derajat celcius dan lainnya berada di suhu yang lebih dingin, yakni 4 derajat celcius.

Baca Juga: Virus Nipah Hampir Mirip Virus Corona Covid-19, Kenali Gejalanya

Para peneliti mengamati bahwa kondisi yang lebih dingin mendorong konversi lemak putih menjadi lemak coklat, yang menghasilkan panas saat dipecah.

Menurut Penelitian, kerusakan ini bisa melepaskan asam lemak dan gliserol yang merangsang hati untuk membuat lipoprotein densitas rendah atau kolesterol jahat yang menyumbat arteri.

Karena kolesterol jahat (LDL) disimpan di arteri, penumpulan plak bisa menghalangi aliran darah ke jantung sehingga memicu serangan jantung.

Pada pengujian lebih lanjut tentang hubungan sebab akibat antara pembentukan jantung dan produksi LDL, para peneliti menciptakan tikus yang rentan aterosklerosis dengan tidak bisa menggunakan lemak coklatnya untuk menghasilkan panas.

Temuan mengungkapkan bahwa kelompok tikus ini tidak mengalami peningkatan produksi LDL atau masalah arteri akibat proses tersebut.

"Jika ini juga berlaku untuk manusia, mungkin ahli medis bisa merekomendasikan orang yang menderita penyakit kardiovaskular untuk menghindari cuaca dingin dan mengenakan pakaian hangat ketika berada di musim dingin," kata Profesor Yihai Cao.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI