Suara.com - Sebuah penelitian menemukan perempuan yang sering terbangun di malam hari berisiko meninggal di usia muda sebesar 2 kali lipat.
Tapi, mereka bisa mengurangi risikonya dengan menyumbat telinganya agar tidak mendengar suara, mengobati dengkuran atau menurunkan berat badan agar tidak terbangun di malam hari.
Penelitian telah melihat 8.000 pria dan wanita yang sering terbangun tanpa sadar di malam hari. Kebiasaan ini terjadi disebabkan oleh kemampuan tubuh merespons situasi yang berpotensi berbahaya, seperti kebisingan, rasa sakit, perubahan suhu, dan cahaya.
Obstruksi pernapasan, termasuk gejala sleep apnea yang menyebabkan seseorang tidur mendengkur. Kondisi ini juga bisa mendorong seseorang dalam kondisi terjaga secara tidak sadar.
Baca Juga: Studi Baru Temukan bahwa Penularan Virus Corona di Toilet Umum Justru Rendah
Momen-momen kecil ini mungkin tidak diingat pada esok paginya, tetapi akan membuat seseorang merasa senang setiap hari.
Penelitian yang dipimpin oleh University of Adelaide, Australia, menemukan bahwa sering terbangun di malam hari terkait dengan tekanan darah tinggi di antara masalah kesehatan lainnya.
Mereka menggunakan data dari tiga studi secara terpisah, di mana peserta memakai monitor tidur selama 1 malam tidur. Masing-masing diberi skor persentase beban gairah, yang menggabungkan seberapa sering mereka terbangun di malam hari, berapa lama mereka terbangun dan dibandingkan dengan lamanya mereka tertidur.
Para peserta Penelitian ini ditindaklanjuti selama beberapa tahun, yang berkisar dari rata-rata 6-11 tahun. Penulis utama studi, profesor Mathias Baumert menemukan bahwa jumlah wanita yang sering terbangun di malam hari lebih sedikit daripada pria.
Tapi dilansir dari laman The Sun, perhatian utama penelitian ini adalah risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular, yang merupakan masalah kesehatan terkait jantung atau pembuluh darah, seperti stroke atau serangan jantung.
Baca Juga: Virus Nipah Hampir Mirip Virus Corona Covid-19, Kenali Gejalanya
Wanita yang paling sering terbangun di malam hari atau sekitar 6,5 persen dari tidur malam memiliki risiko 60-100 persen atau 2 kali lipat meninggal dunia akibat penyakit kardiovaskular.
Risiko kematian mereka akibat penyakit kardiovaskular adalah 12,8 persen lebih besar dibandingkan dengan 6,7 persen. Risiko kematian dari semua penyebab juga meningkat antara 20 dan 60 persen.
Secara keseluruhan, semua risiko kematian itu meningkat dari 21 persen pada populasi umum wanita menjadi 31,5 persen. Sayangnya, temuan yang diterbitkan di European Heart Journal ini kurang signifikan pada pria.
Pria yang paling sering bangun memiliki risiko 13,4 persen dan 33,7 persen meninggal akibat penyakit kardiovaskular, dibandingkan dengan 9,6 persen dan 28 persen pada pria yang tidak sering bangun.
Dominik Linz, profesor di departemen kardiologi di Pusat Medis Universitas Maastricht (Belanda), mengatakan belum paham penyebab adanya perbedaan antara pria dan wanita.