Varian Mu Masuk Kategori VOI dari WHO, Apa Bedanya dengan Kategori VOC?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Minggu, 12 September 2021 | 07:30 WIB
Varian Mu Masuk Kategori VOI dari WHO, Apa Bedanya dengan Kategori VOC?
Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

WHO juga memantau varian-varian yang memiliki perubahan pada materi genetiknya namun pengaruhnya pada angka kasus di masyarakat belum jelas sehingga perlu penelitian lebih lanjut.

Kategori tambahan ini disebut alert for further monitoring salah satunya dari Indonesia yaitu B1.4662 yang ditetapkan pada kategori tersebut pada April 2021.

Meski demikian, pengaruh dari varian COVID-19 seperti VOC yang berdampak terhadap efektifitas vaksin perlu ditanggapi dengan cermat. Yaitu meningkatkan kewaspadaan tanpa ketakutan berlebih dan terus melakukan pembelajaran dan perbaikan tiada henti.

Pembelajaran dari hasil monitoring dan evaluasi di lapangan seharusnya menjadikan atmosfir keilmuan dan perkembangan teknologi semakin pesat di kalangan penelitian dan pakar di Indonesia.

"Mendorong kita semakin mempercepat memenuhi kebutuhan vaksinasi bahkan melampaui standar minimal cakupan vaksinasi di komunitas karena efektivitas vaksin masih berada dk ambang minimal yaitu lebih dari 50 persen dan terus berupaya menekan penularan di segala lini," lanjut Wiku.

Ke depannya seiring dengan hidup berdampingan COVID-19, Pemerintah berkomitmen meningkatkan surveilans atau pencatatan kasus COVID-19, meningkatkan kapasitas sequencing, menyampaikan informasi sebaran varian di Indonesia secara transparan serta antisipatif mendeteksi kasus yang tidak biasa di lapangan.

Dan menjadi catatan bahwa edukasi terkait data sequencing kepada publik dan Pemda adalah tanggung jawab pemerintah pusat.

Karenanya komunikasi edukasi ini harus disampaikan dengan jelas dan harapannya agar pemerintah dapat segera mengakses, dan menavigasi data tersebut sehingga dapat melakukan antisipasi maksimal apabila ditemukan varian baru.

"Kerjasama yang baik antara pusat dan daerah adalah salah satu kunci penanganan COVID-19 di Indonesia," pesan Wiku.

Baca Juga: CDC: Orang yang Tak Divaksin 11 Kali Lebih Mungkin Meninggal akibat Varian Delta

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI