Benarkah Aksi Bunuh Diri Bisa Menular? Ini Penjelasan Peneliti Kesehatan Mental

Sabtu, 11 September 2021 | 18:19 WIB
Benarkah Aksi Bunuh Diri Bisa Menular? Ini Penjelasan Peneliti Kesehatan Mental
Ilustrasi percobaan Bunuh Diri. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia alias World Prevention Day diperingati pada tanggal 10 September setiap tahunnya. Tahun ini, kampanye pencegahan fokus pada risiko aksi bunuh diri yang bisa menular. Benarkah demikian?

Peneliti kesehatan mental dr. Sandersen Onie membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan aksi bunuh diri yang dilakukan seseorang bisa memicu orang lain melakukan hal yang sama.

"Masalah penularan, itu betul sekali, bahkan di bahasa Inggris kita namakan suicide contagion," ujar dokter yang akrab disapa Sandy itu dalam acara peluncuran website dan tools pencegahan bunuh diri, Sabtu (11/9/2021).

dr. Sandy menjelaskan bahwa bunuh diri bisa ditularkan melalui berita, bahkan akan sangat berdampak pada orang yang mengenal sosok yang melakukan bunuh diri tersebut.

Ilustrasi bunuh diri. (Shutterstock)
Ilustrasi bunuh diri. (Shutterstock)

Tidak hanya itu, saat adanya pemberitaan selebriti yang bunuh diri, maka risiko masyarakat khususnya penggemar untuk melakukan hal yang sama pun meningkat.

"Jadi betul sekali penularan bunuh diri adalah satu problem yang cukup besar," imbuh dr. Sandy.

Untuk itu, penting bagi masyarakat tahu cara menurunkan risiko penularan bunuh diri ini dengan edukasi, pemahaman, dan pencegahan aksi bunuh diri dengan perencanaan keamanan.

Perencanaan keamanan ini meliputi data, bagaimana tanda waspada seseorang yang ingin melakukan bunuh diri, dengan sikap, gejala fisik dan emosi. Seperti susah tidur atau tidur lebih lama, mudah menangis, terlihat lesu, tidak bergairah, tidak miliki harapan dan tujuan.

Dalam perencanaan itu juga disebutkan, apa yang bisa membuat mereka tetap bertahan hidup, lalu apa hal yang membuat mereka nyaman dan aman, serta nomor kontak cepat orang terdekat.

Baca Juga: Jasad Pria Diduga Bunuh Diri dari Jembatan Suramadu Ditemukan

"Untuk melakukan rencana keamanan tidak usah menunggu psikolog klinis, itu bisa dilakukan siapa saja," pungaks dr. Sandy.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI