Jangan Bawa Bom Waktu, Yuk Lakukan Deteksi Penyakit Komorbid Sejak Dini

Sabtu, 11 September 2021 | 16:20 WIB
Jangan Bawa Bom Waktu, Yuk Lakukan Deteksi Penyakit Komorbid Sejak Dini
Ilustrasi deteksi penyakit komorbid. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyakit kronis bawaan atau komorbid dipandang sebagai bom waktu yang siap meledak kapanpun, dan bisa memperparah penyakit utama yang diderita pasien komorbid. Itulah mengapa penyakit komorbid harus dikendalikan atau dideteksi sejak dini.

Daftar penyakit komorbid yang paling umum yakni jantung, obesitas, hipertensi, dan stroke.

Spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Vito A. Damay mengatakan ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk deteksi dini penyakit komorbid, salah satunya dengan memeriksa tekanan darah untuk mendeteksi penyakit hipertensi.

"Selain itu dapat mengukur lingkar pinggang untuk mengetahui apakah kita mengidap obesitas, serta memeriksakan diri apakah kita mempunyai penyakit jantung," ujar dr. Vito berdasarkan siaran pers Allianz Indonesia, Sabtu (11/9/2021).

Baca Juga: Sekolah Tatap Muka Dimulai Juli, Bagaimana Nasib Anak dengan Penyakit Bawaan?

Deteksi penyakit komorbid dianjurkan untuk dilakukan saat usia menginjak 20 tahun ke atas, khususnya untuk mendeteksi apakah memiliki penyakit bawaan.

Semakin dini penyakit komorbid terdetekasi, maka semakin cepat bisa ditangani dan mencegah risiko perburukan lebih besar.

"Kita dapat melakukan medical check up, pemeriksaan EKG, pemeriksaan LDL yang dapat dilakukan setiap tahun untuk mengetahui perkembangan faktor metabolik yang cenderung berubah," tutur dr. Vito.

EKG atau elektrokardiogram adalah pemeriksaan untuk mengukur dan merekam aktivitas aliran jantung.

EKG umumnya dilakukan untuk mendeteksi adanya gejala gangguan jantung, seperti sulit bernapas, tubuh mudah lelah dan lemas, nyeri dada dan jantung berdebar.

Baca Juga: Aliff Alli Kritis, Kenali 5 Penyakit yang Memperburuk Gejala Virus Corona!

Sedangkan LDL atau low density lipoprotein adalah pemeriksaan kadar lemak jenuh atau kolesterol jahat di dalam tubuh yang bisa memicu penyumbatan di pembuluh darah, dan meningkatnya penyakit stroke, hipertensi, atau jantung.

Ada pula pemeriksaan CT scan, rontgen, X-ray, lab test dapat dilakukan secara berkala untuk memiliki informasi dasar kondisi organ tubuh kita dan tentunya untuk mengetahui komorbid.

"Untuk mencegah risiko yang lebih parah, maka lakukanlah pencegahan dengan mendeteksi komorbid sejak dini serta menerapkan pola hidup sehat yang baik. Untuk yang terpapar, maka diperlukan penanganan efek komorbid dengan mengobatinya,” pungkas dr. Vito.

Pencegahan komorbid ini dapat kita lakukan dengan istirahat yang cukup, makan makanan bergizi, rutin berolahraga dan berjemur untuk membentuk imunitas tubuh yang kuat.

Selain itu ketika pandemi, patuhi protokol kesehatan dengan memakai double mask sesuai anjuran, menjaga jarak untuk mengurangi dampak terpapar, meminimalisir kerumunan dan senantiasa menjaga kebersihan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI