Risiko Masalah Kejiwaan Meningkat di Masa Pandemi, Apa Saja Penyebabnya?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 10 September 2021 | 19:17 WIB
Risiko Masalah Kejiwaan Meningkat di Masa Pandemi, Apa Saja Penyebabnya?
Pasien ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) beristirahat usai mengikuti vaksinasi COVID-19 di Yayasan Jamrud Biru, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (4/8/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masa pandemi Covid-19 meningkatkan risiko seseorang mengalami masalah kejiwaan dan gangguan jiwa. Bagaimana tidak, penurunan pendapatan, kehilangan pekerjaan, hingga kematian orang terdekat menjadi peristiwa yang dialami hampir setiap orang saat ini.

Rhaka Ghanisatria, co-founder dari Menjadi Manusia, menyadari adanya peningkatan generasi muda yang terbuka membicarakan masalah kejiwaan yang dimiliki. Sayangnya, sebagian besar masih belum mendapatkan pertolongan yang memadai dari profesional.

"Generasi sekarang bisa dengan muda bilang 'gw bipolar nih, anxiety nih' tapi tidak pernah konsul ke profesional. Di sinilah campaign menjadi manusia bergerak, supaya jangan self diagnose tapi pergilah ke psikiater untuk mendapatkan pertolongan yang benar," tutur Rhaka, dalam temu media virtual.

Ia menyebut peningkatan kasus masalah kejiwaan dan gangguan jiwa bisa terjadi karena berbagai hal, dan risiko tiap orang mengalaminya berbeda-beda.

Proses vaksinasi COVID-19 untuk ODGJ di Kota CImahi, Senin (16/8/2021). [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]
Proses vaksinasi COVID-19 untuk ODGJ di Kota CImahi, Senin (16/8/2021). [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

Namun jika melihat kondisi saat ini yang mengharuskan orang berdiam di rumah dan sulit bersosialisasi, kesepian bisa jadi salah satu penyebabnya.

"Loneliness itu masalah serius. Karena sosialisasi dengan teman jadi berkurang, jadinya lebih banyak sendiri, bisa bikin stres dan meningkatkan risiko depresi," paparnya lagi.

Bagaimana dengan penggunaan gadget yang semakin sering di saat sendirian? Apakah ini meningkatkan risiko gangguan jiwa?

Menurut Adam Abednego Co-Founder lainnya dari Menjadi Manusia, gadget atau gawai sejatinya bersifat netral. Gadget adalah sebuah alat yang digunakan untuk menunjang aktivitas manusia.

Yang jadi masalah, penggunaan gadget yang tidak tepat bisa meningkatkan risiko gangguan jiwa dan masalah kejiwaan.

Baca Juga: Fakta Baru! Pencuri Mobil Travel di Banyuwangi yang Viral Diadang Polisi Ternyata ODGJ

"Media sosial misalnya, adalah tools, jadi tergantung bagaimana kita menggunakannya. Tapi bisa jadi pemicu masalah kejiwaan muncul dari media sosial," tutur Adam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI