Suara.com - Pemerintah Negara Bagian Victoria di Australia mengambil langkah yang mengundang tanda tanya, usai mengumumkan akan mencabut status lockdown di Melbourne dan Sydney.
Pasalnya, dua kota tersebut masih melaporkan adanya peningkatan kasus COVID-19 yang cukup besar.
Pergeseran ke strategi hidup dengan, daripada menekan, virus setelah mencapai cakupan vaksin nasional 70-80 persen adalah bagian dari rencana pembukaan kembali empat tahap yang diresmikan oleh pemerintah federal pada Juli.
Tingkat vaksinasi nasional untuk orang dewasa saat ini sekitar 40 persen.
Baca Juga: Satgas Covid-19 Tegur Sumatera Barat dan Bengkulu Belum Punya Tempat Isolasi
Pemimpin Negara Bagian Victoria Daniel Andrews, yang negara bagiannya pada hari Jumat melaporkan 334 kasus baru yang didapat secara lokal dan satu kematian, mengatakan pembatasan penguncian di Melbourne tidak akan dilonggarkan sampai 70 persen dari populasi orang dewasa telah menerima setidaknya satu dosis vaksin, dengan target sampai 23 September.
Sementara itu, Pemimpin Negara Bagian New South Wales Gladys Berejiklian pada Kamis (9/9) mengatakan bisnis di kota Sydney dapat dibuka kembali setelah 70 persen dari populasi orang dewasa negara bagian itu divaksin penuh, target yang akan dicapai sekitar pertengahan Oktober.
Berejiklian membantah bahwa dia menentang saran dari pejabat kesehatan negara bagian yang, menurut laporan media lokal, ingin pembatasan dilonggarkan hanya ketika tingkat vaksinasi mencapai 80 persen.
"Sepanjang perjalanan ini selalu menyeimbangkan risiko kesehatan dengan kesehatan mental dan kemampuan untuk bergerak bebas dan hidup dengan COVID," kata Berejiklian kepada Nine News.
"Kami jelas berada dalam fase transisi dan itu akan menjadi tantangan," tambahnya.
Baca Juga: Satgas Klaim Tempat Isolasi Terpusat Kini Sepi Pasien Covid-19
Ibu kota Australia, Canberra, juga menjadi sasaran tindakan penguncian karena wabah varian Delta.
Tetapi sebagian besar kota lain menikmati kehidupan bebas tanpa pembatasan COVID.
Jumlah total infeksi Australia mencapai 68.400 kasus, termasuk 1.067 kematian. [ANTARA]