Suara.com - Anak muda kerap melampiaskan emosinya di media sosial. Hal tersebut kini telah menjadi fenomena umum, di mana seseorang bisa membagikan rasa sedih, kecewa, marah bahkan benci secara terang-terangan.
Kata artis sekaligus pejuang kesehatan mental Marshanda, hal itu bisa terjadi karena masyarakat khususnya kelompok anak muda, tidak memiliki tempat curhat atau tidak punya teman dekat.
Karena itu, mereka lebih mudah mencari pelampiasan di media sosial.
"Kalau dari aku mungkin kita bisa membiarkan mereka, walaupun gak sesuai prinsip kita. Tapi kalau mengganggu kita, itu ada sesuatu yang mengganggu kita,” ungkapnya dalam acara Sehat di Media Digital, Jumat (10/9/2021).
Baca Juga: Heboh Isu Makhluk Gaib Misterius Keranda Terbang, Apa Itu Lampor?
Marshanda menambahkan, jika kita, pengguna media sosial merasa terganggu dengan unggahan curhat di media sosial, kita perlu mempertanyakan mengapa perasaan itu bisa muncul.
"Kalau terganggu, tanyakan pada diri sendiri. Kenapa terganggu dengan itu? Kenapa kepikiran?” ungkap Marshanda lebih lanjut.
"Kenapa banyak orang yang suka curhat di media sosial? Ya karena gak semua orang bisa memproses perasaan dan emosi mereka secara sehat. Atau mungkin mereka tidak punya wadah,” lanjutnya.
Apalagi, lanjutnya, sangat mungkin bagi mereka yang melampiaskan emosi di media sosial karena mereka tidak memili tempat untuk curhat atau tidak punya sandaran untuk menenangkan emosi.
Hal ini rentan terjadi pada orang yang menjadi korban pelecehan, perundungan, intimidasi, diasingkan, hingga depresi. Sehingga ketika tidak punya teman, sangat mungkin media sosial menjadi tempat curhatan mereka meski sadar tidak ada yang peduli.
Baca Juga: Momen Haru Ibu Badut Berteduh Sambil Suapi 2 Anak, Balita yang Digendong Kedinginan
Lebih lanjut, Marshanda mengungkap orang yang suka melampiaskan emosi di media sosial akan lebih baik jika dilampiaskan dengan energi positif.
“Sambil curhat kita perlu punya misi yang relateable, bahwa kita sama seperti mereka. Tapi di balik curhat yang dilakukan, ada pesan yang bisa dipelajari dari masalah itu,” pungkasnya.