Suara.com - Mencegah anak terkena COVID-19 menjadi tanggung jawab yang harus diemban oleh orang tua.
Bahkan menurut Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Lampung, dr. Murdoyo Rahmanoe, peranan orang tua sangat besar mengingat tidak semua anak menunjukkan gejala COVID-19.
"Risiko anak terpapar COVID-19 tergantung dengan usia dan kondisi anak, bila anak memiliki komorbid tentu sangat berisiko, namun banyak yang tanpa gejala, ini yang harus diwaspadai," ujarnya.
Menurutnya, peran orang tua dalam menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin dan konsisten menjadi hal utama, yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan COVID-19 pada anak.
Baca Juga: Vaksinasi Pelajar Palembang 6 Persen, IDAI: Ideal 100 Persen Baru PTM
"Yang menjadi perhatian adalah keluarga yang sering keluar rumah, bahkan yang sering makan bersama di tempat umum, karena kemungkinan membawa virus kepada anak cukup besar. Jadi peran orang tua melindungi anak dengan penerapan protokol kesehatan harus diupayakan sedemikian rupa," katanya.
Ia mengatakan dalam mendeteksi COVID-19 pada anak cukup sulit, karena tidak memiliki gejala khas.
"Agak susah untuk deteksi awal COVID-19 pada anak, apalagi bayi karena tidak ada gejala khas. Jadi bila sudah ada gejala khas baru bisa dipastikan melalui tes usap," ujarnya.
Murdoyo menjelaskan bagi orang tua harus lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan saat di luar ataupun kembali ke rumah, ini dilakukan untuk mencegah penularan pada anak serta timbulnya klaster keluarga.
"Kalau sudah menular kepada keluarga yang cukup sulit karena biasa terjadi tanpa sadar. Jadi untuk mencegah ini terjadi tentu yang utama adalah penerapan prokes. Ini tidak bisa dilupakan sebab COVID-19 masih terus berlangsung," katanya.
Baca Juga: Cek Fakta: Menambahkan Lada Hitam Dalam Makanan Bisa Cegah dan Sembuhkan Covid-19?
Berdasarkan pendataan IDAI Lampung yang diperoleh dari dokter anak se-Lampung, jumlah anak yang terpapar COVID-19 selama pandemi berlangsung hampir dua tahun ini berkisar 500 anak dengan usia beragam dari 0 hingga 17 tahun.
Tercatat pernah terjadi pula peningkatan jumlah kasus COVID-19 pada anak pada Juli lalu, dengan kasus tertinggi hingga 33 anak yang positif COVID-19 per minggu dari biasanya sekitar 4 hingga 6 anak, meski saat ini mulai terjadi penurunan jumlah kasus pada anak.
Sedangkan untuk angka sementara anak yang meninggal akibat COVID-19 berkisar 15 anak yang rata-rata memiliki komorbid (penyakit penyerta). [ANTARA]