Gemar Minum Jamu dari Kecil, Darius Sinathrya Ingin Jamu jadi The New Espresso

Rabu, 08 September 2021 | 18:01 WIB
Gemar Minum Jamu dari Kecil, Darius Sinathrya Ingin Jamu jadi The New Espresso
Direktur Operasional RANS Cilegon FC Darius Sinathrya memberikan keterangan mengenai setelah klub Liga 2 Indonesia tersebut memperkenalkan 30 pemain barunya di Jakarta, Jumat (23/4/2021). (Antara/Michael Siahaan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebagai aktor yang gemar mengonsumsi minuman tradisional jamu sejak kecil, Darius Sinathrya sangat berharap racikan rempah-rempah asli Indonesia bisa go internasional.

Suami dari Donna Agnesia ini mengatakan, hal ini bisa dicapai dengan lebih dulu menjangkau pasar nasional. Salah satunya fokus meningkatkan minat anak muda terhadap jamu.

Darius berharap kebiasaan mengonsumsi jamu pada anak muda bisa menyaingi antusias minuman kopi yang hingga kini jadi tren.

Bahkan lelaki yang berprofesi sebagai model ini, berharap jamu jadi the new espresso yang diminum setiap hari di pagi hari.

Baca Juga: Bagikan Foto Donna Agnesia Terbaring Sakit, Tulisan Darius Sinathrya Malah Bikin Ngakak

Ilustrasi jamu tradisional. (Pixabay)
Ilustrasi jamu tradisional. (Pixabay)

"Jamu ini bakal jadi herbal dan jadi the new espresso. Jadi kalau pagi-pagi ngopi, ini kita dorong generasi muda kita setiap hari minum jamu," ujar Darius saat menjadi pembicara dalam acara webinar Mengenal Jamu Nusantara, Rabu (8/9/2021).

Lelaki kelahiran Swiss, 21 Mei 1985 ini menilai dengan mengubah kemasan dan tampilan jadi lebih menarik, atau cara menikmatinya di tempat yang unik seperti kafe jamu, Darius yakin akan membuat minat anak muda terhadap jamu lebih meningkat.

"Ada kafe jamu, kemasan lucu, seperti minuman kekinian," timpal ayah tiga orang anak itu.

Untuk mendorong minat konsumsi jamu, kata Darius, memerlukan inovasi dan sentuhan teknologi yang bisa bikin cara menikmati jamu lebih praktis, penyimpanan mudah dan beraneka rasa, sekaligus menepis anggapan jamu itu pahit.

"Juga menarik dengan herbal tourism, kalau bsia dijajakan di booth pinggir pantai di Bali bisa konsumsi sama turis yang tidak ditemukan di tempat lain. Jadi produk jamu juga bisa didistribusikan jadi lebih praktis," pungkas Darius.

Baca Juga: Mahasiswa KKN 37 BTV UNEJ Bangkitkan UMKM Jamu Herbal di Desa Sukoreno

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI