Indonesia Tengah Siapkan Langkah Hidup Berdampingan dengan Virus Corona

Rabu, 08 September 2021 | 14:15 WIB
Indonesia Tengah Siapkan Langkah Hidup Berdampingan dengan Virus Corona
Ilustrasi: Calon penumpang memindai kode batang dari aplikasi PeduliLindungi sebelum melakukan perjalanan menggunakan KAI Commuter Line di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (6/9/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah tengah menyusun strategi jangka panjang guna menyikapi kemungkinan pandemi Covid-19 yang diprediksi akan tetap ada dalam waktu lama.

Dikatakan, pilihan terbaik bagi masyarakat saat ini adalah tetap menegakkan disiplin protokol kesehatan (prokes) sebagai jalan menuju tatanan kehidupan baru atau new normal.

Organisasi Kesehatan Dunia WHO juga telah mengingatkan agar negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, mempersiapkan diri mengambil langkah-langkah.

Terkait dengan hal ini, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan sejak awal Agustus 2021, pemerintah telah menyusun kajian dan strategi hidup berdampingan dengan virus corona.  

Baca Juga: Wali Kota Malang Dukung Polisi Menyelidiki Dugaan Pungli Insentif Penggali Kubur Covid-19

"Tampaknya virus corona penyebab COVID-19 akan hidup cukup lama bersama dengan kita, bisa tahunan."

"Strateginya adalah bagaimana menjalani hidup normal dengan mematuhi protokol kesehatan sembari menjalankan aktivitas perekonomian dengan aman,” ujar Maxi Rein dalam Dialog virtual Semangat Selasa Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN, Selasa (7/9/2021). 

Untuk itu, kata dia pemerintah melakukan upaya persuasif agar masyarakat melakukan prokes ketika berada di ruang publik. 

"Misalnya masuk dan keluar melalui pintu berbeda, memindai barcode PeduliLindungi, pakai masker, cuci tangan, dan menjaga jarak,” ujar Maxi. 

Maxi menambahkan, prokes merupakan dasar tatanan hidup baru bagi masyarakat. Tidak ada pilihan lain selain disiplin menjalankan protokol kesehatan sebagai salah satu kebiasaan baru.

Baca Juga: Diduga Langgar Prokes, Polisi Terus Selidiki Kasus Pesta Gubernur NTT di Pulau Semau

Pemerintah saat ini juga tengah menyiapkan peta jalan hidup bersama COVID-19 melalui asesmen terkait kebiasaan baru di level tertentu.


"Asesmen ini disesuaikan dengan status wilayah, misal level 1 dan 2 agak longgar dibandingkan dengan level 3 dan 4,” ujar Maxi. 

Kasus COVID-19, kata dia memang berbanding lurus dengan kesadaran masyarakat dalam mematuhi prokes. Namun diakui mengubah perilaku masyarakat tidaklah mudah sehingga harus selalu diingatkan agar kasusnya yang menurun tidak naik lagi.

"Tidak boleh jumawa, tetap harus patuhi prokes,” tandas Maxi. 

Sementara itu, Guru Besar FK UI dan Anggota Komite Penasihat Ahli Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Prof. dr. Soedjatmiko mengatakan, agar bisa hidup berdampingan dengan virus corona, kita harus memulai dari diri sendiri dan keluarga agar jangan sampai terinfeksi virus tersebut.

"Agar tidak sakit, virusnya tidak bisa bermutasi, maka harus taat prokes. Kalau virus masuk ke dalam tubuh, maka bisa bermutasi dan berubah sifat, misalnya lebih cepat menular dan tidak mempan vaksin,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI