Studi: Penderita Autisme Lebih Berisiko Tertular Covid-19

Rabu, 08 September 2021 | 09:15 WIB
Studi: Penderita Autisme Lebih Berisiko Tertular Covid-19
Ilustrasi anak autisme. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi virus corona Covid-19 telah berdampak cukup besar pada orang yang memiliki gangguan spektrum autisme (ASD). Sebuah studi baru menunjukkan orang yang menderita autisme lebih berisiko tertular virus corona Covid-19 daripada lainnya.

ASD adalah cacat perkembangan yang terkait dengan tantangan sosial, komunikasi dan perilaku. Gangguan spektrum autisme adalah kondisi spektrum yang berarti semua orang dengan autisme memiliki masalah sama.

Secara keseluruhan, kondisi mereka akan mempengaruhi kehidupannya secara berbeda-beda. Ada beberapa orang autisme bisa menjalani kehidupannya secara mandiri dan ada pula yang membutuhkan dukungan Spesialis seumur hidup.

Studi baru menemukan bahwa orang dewasa dengan spektrum autisme dan orang yang memiliki cacat intelektual atau kondisi kesehatan mental mungkin berisiko tinggi tertular virus corona Covid-19 atau mengalami infeksi parah.

Baca Juga: Virus Nipah Hampir Mirip Virus Corona Covid-19, Kenali Gejalanya

Studi yang diterbitkan SAGE menyelidiki orang dewasa autis dan orang dewasa lainnya dengan disabilitas intelektual usia antara 20 hingga 64 tahun. Mereka menyimpulkan bahwa orang autis dan disabilitas intelektual memiliki risiko tertular virus corona Covid-19 lebih tinggi.

Ilustrasi autisme. (Shutterstock)
Ilustrasi autisme. (Shutterstock)

Ilmuwan peneliti di Autism Institute, Whitney Schott, menjelaskan bahwa orang dengan spektrum autisme, orang yang memiliki ID dan orang yang memiliki MHC berisiko tertular virus corona Covid-19 dan mengalami infeksi parah lebih tinggi,

Para peneliti menggunakan data dari Medicaid untuk melihat kelompok-kelompok ini lebih mungkin mengalami faktor risiko virus corona Covid-19 atau tidak. Mereka mencatat dari data Medicaid tahun 2008-2012, faktor risiko, seperti tinggal di fasilitas perumahan, tidak mungkin berkurang dari waktu ke waktu.

"Populasi berisiko tinggi ini harus dikenali oleh dokter dan kelompok ini harus diprioritaskan vaksin Covid-19," kata Schott dikutip dari Express.

Selain itu, kesadaran akan risiko dapat membantu pengambilan keputusan dalam merawat populasi ini. Studi ini mengungkap prevalensi yang lebih tinggi di banyak kondisi kesehatan tertentu, bukan hanya autisme yang bisa berisiko terinfeksi parah akibat virus corona Covid-19.

Baca Juga: Bukan Vaksin, Ini Pencegahan Pertama Agar Terhindar dari Berbagai Varian Virus Corona

Para peneliti juga memperhitungkan variable lain yang meningkatkan risiko tertular virus corona ketika menyelidiki orang-orang dengan penyakit intelektual.

Para peneliti juga menilai faktor risiko untuk mengembangkan penyakit parah akibat virus corona Covid-19. Studi ini juga menemukan bahwa orang dewasa autis tanpa cacat intelektual memiliki risiko tinggi mengalami masalah kesehatan mendasar yang menyebabkan ingeksi parah virus corona Covid-19.

Karena itu, peneliti menyarankan penyandang autis dan disabilitas intelektual untuk diprioritaskan dalam program vaksinasi. Dr Lindsay Shea, pemimpin Program Penelitian Hasil Kursus Kehidupan di Institut Autisme mengatakan penyedia perawatan harus menyadari orang-orang yang paling berisiko tinggi terinfeksi virus corona.

Dr Robert Hendren, seorang psikiater dan direktur program penelitian tentang perkembangan saraf dan hasil translasi di University of California di San Francisco meneliti kesulitan mengatasi autisme selama pandemi.

"Terkadang, orang dengan ASD kesulitan untuk memakai masker dan menjaga jarak sosial, mereka menempatkan dirinya sendiri dan orang lain pada risiko tinggi terinfeksi virus corona," kata Dr Robert.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI