Suara.com - Virus corona varian delta menjadi salah satu penyebab naiknya kasus Covid-19 di berbagai negara termasuk Indonesia. Tidak seperti versi sebelumnya, varian Delta banyak menularkan anak-anak – terutama karena anak-anak di bawah 12 tahun yang belum divaksinasi.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), varian Delta lebih dari dua kali lebih menular daripada varian sebelumnya. Selain itu, ada data yang menunjukkan bahwa varian delta mungkin menyebabkan penyakit yang lebih parah pada orang yang tidak divaksinasi.
Karena sebagian besar anak-anak tidak divaksinasi, ini menempatkan mereka dalam kategori risiko yang lebih tinggi untuk tertular virus.
Lalu seperti apa gejala utama varian delta pada anak? Masih terlalu dini untuk mengetahui apakah ada perbedaan gejala yang signifikan pada varian Delta versus varian sebelumnya.
Baca Juga: Polisi dan Kejaksaan Telisik Dugaan Pungli Insentif Penggali Kubur Covid-19 di Kota Malang
Yale Medicine melaporkan bahwa batuk dan kehilangan penciuman kurang umum terjadi pada varian Delta, sementara sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, dan demam adalah beberapa gejala utama.
“Terlalu dini untuk melihat studi berkualitas tinggi dalam literatur pediatrik yang mencerminkan peningkatan varian Delta saat ini,” kata Dr. Michael Grosso, kepala petugas medis dan ketua pediatri di Rumah Sakit Huntington Health di Northwell Health.
Ia melanjutka gejala yang paling umum pada anak-anak dan remaja tampaknya demam dan batuk, dengan gejala hidung, gejala gastrointestinal, dan ruam terjadi lebih jarang.
Sebelum ini, sebagian besar anak dengan COVID-19 tidak memiliki gejala. Varian Delta mungkin menciptakan lebih banyak gejala pada lebih banyak anak daripada yang kita lihat sebelumnya di masa pandemi.
“Apa pun [variannya], orang tua perlu tetap waspada terhadap penyakit lain yang disebabkan oleh COVID-19 pada anak muda,” kata Grosso.
Baca Juga: 8 Potret Anak Tasya Kamila, Arrasya Wardhana yang Gemesin Banget