Epidemiolog Ungkap Perbandingan Kondisi Pandemi Covid-19 Antara Malaysia dengan Indonesia

Senin, 06 September 2021 | 14:54 WIB
Epidemiolog Ungkap Perbandingan Kondisi Pandemi Covid-19 Antara Malaysia dengan Indonesia
Sebagai ilustrasi: Sejumlah tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat (22/1/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sempat sama-sama naik kasus harian, namun Indonesia dan Malaysia mengalami situasi pandemi Covid-19 yang berbeda.

Belum lama ini, Anggota Parlemen Malaysia mengaku heran dengan pencapaian Indonesia yang mampu menurunkan infeksi harian lebih cepat. 

Jika membandingkan kondisi pandemi kedua negara tersebut, menurut epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman, wajar saja jika Malaysia terheran-heran.

Sebab, secara data, penanganan Covid-19 di Malaysia sebenarnya lebih baik dari pada Indonesia.

Baca Juga: Prediksi Lonjakan Varian Delta Berakhir September, Epidemiolog Minta PPKM Diperpanjang

"Satu, karena case fatality rate (risiko kematian) kita lebih tinggi 3,5 persen terakhir. Malaysia sekitar 1 persen. Dan tes Malaysia delapan kali lebih banyak dari Indonesia per seribu orang," kata Dicky saat dihubungi suara.com, Senin (6/9/2021).

"Tapi Malaysia harus pahami juga bahwa Indonesia negara kepulauan. Dan Indonesia juga harus paham, yang menurun ini Jawa-Bali, tapi ini juga belum betul-betul menurun," tambah Dicky.

Ia kembali mengingatkan bahwa kelemahan penanganan Covid-19 Indonesia masih terletak pada jumlah testing yang sedikit. Akibatnya, jumlah kasus positif yang ditemukan juga seolah lebih sedikit. 

Dicky mengkhawatirkan, jika kondisi itu tidak diperbaiki, Indonesia justru berpotensi alami gelombang ketiga kasus Covid-19 pada Oktober mendatang. 

"Itu kontribusi dari luar Jawa dan sebagian Jawa juga karena belum selesai juga untuk daerah pedesaan. Yang menjadi kendala di Indonesia, sulit mengetahui kondisi asli karena tes kita yang minim sekali," ucapnya.

Baca Juga: Sabet Dua Emas dan Satu Perak Paralimpiade Tokyo, Leani Ratri Oktila Belum Puas

Klaim bahwa kondisi wabah virus corona di Indonesia membaik di antara negara ASEAN yang lain, Dicky katakan bahwa itu juga tidak valid.

"Karena gimana mau bicara ini sedikit, karena yang dicari sedikit. Padahal jumlah penduduk besar, wilayahnya besar. Ini yang pasti banyak bertanya-tanya. Kecuali kalau tes kita terbanyak di Asean. Nah, itu kuat kita," tuturnya.

Dicky menyampaikan, klaim kondisi wabah virus corona di Indonesia telah membaik justru jadi terlihat lemah dari sisi dukungan data.

Berdasarkan data pada Worldometers, testing Covid-19 per 1 juta penduduk di Malaysia masih tinggi dari Indonesia. Negeri Jiran itu telah melakukan 713.597 tes per 1 juta penduduk. Sedangkan Indonesia baru 120.022 tes per 1 juta penduduk.

Sementara itu, jumlah kasus Covid-19 di kedua negara tersebut, per Minggu (5/9), Malaysia tercatat 1,84 juta kasus, sedang Indonesia 4,12 juta kasus. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI