Perempuan di China Meninggal Usai Dosis Kedua, Pemerintah Bantah Terkait Vaksin Covid-19

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 06 September 2021 | 10:43 WIB
Perempuan di China Meninggal Usai Dosis Kedua, Pemerintah Bantah Terkait Vaksin Covid-19
Petugas medis menyuntik vaksin COVID-19 pada mahasiwa di Qingdao, Shandong, China, March 2021. (ANTARA/China Daily via Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus seorang yang meninggal dunia usai vaksinasi Covid-19 kembali terjadi. Kini hal itu terjadi pada perempuan perempuan berusia 24 tahun di Provinsi Sichuan, China.

Ia dikabarkan meninggal dunia pada Jumat (3/9) setelah menerima suntikan vaksin COVID-19 dosis kedua.

Perempuan yang tinggal di Kabupaten Junlian tersebut sebelumnya tidak merasakan efek samping apa pun dari suntikan dosis kedua yang diterimanya hampir tiga bulan yang lalu.

Pemerintah setempat membantah rumor yang mengaitkan kematian perempuan itu dengan vaksin Covid-19.

Baca Juga: Indonesia-China Mulai Terapkan Kerja Sama Mata Uang Lokal, BNI Hingga BRI Jadi Kunci

Dikutip dari ANTARA, pernyataan tertulis yang beredar di kalangan media China mengungkapkan bahwa perempuan bermarga Jiang itu didapati mengalami gangguan fungsi hati (lever) sejak Rabu pekan lalu.

Ilustrasi vaksin Covid-19 (Unsplash.com/@3dparadise).
Ilustrasi vaksin Covid-19 (Unsplash.com/@3dparadise).

Dia kemudian pergi ke rumah sakit setempat pada Jumat malam. Dokter merekomendasikan perawatan intravena yang tepat untuk levernya.

Namun selama perawatan, Jiang mengalami beberapa gejala, termasuk ketidaknyamanan pada tenggorokan, sesak napas, kehilangan kesadaran, dan serangan jantung.

Dia kemudian meninggal pada hari itu juga, demikian pernyataan otoritas setempat.

Kematian tersebut mengguncang dunia maya China karena dikait-kaitkan dengan vaksin COVID-19.

Baca Juga: Terus Berkurang, RSD Wisma Atlet Rawat 778 Pasien Covid-19, BOR Tinggal 9 Persen

Pemkab Junlian menjelaskan bahwa korban menerima vaksin dosis pertama pada 30 Mei dan dosis kedua pada 21 Juni tanpa ditemukan efek samping.

Insiden tersebut tidak ada kaitannya dengan vaksinasi, tegas otoritas setempat.

Walau begitu pemerintah daerah setempat akan melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk menjawab rumor yang terlanjur beredar luas di media sosial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI