Suara.com - Rasa nyeri pada bagian tubuh seringkali muncul dan sulit terhindarkan. Padahal, menurut dr. Reno Yonora Sp.An., dengan tatap kelola yang tepat, nyeri tersebut bisa dihilangkan.
Retno menjelaskan, untuk bisa mengatasi keluhan nyeri akut dan kronok, tata kelola atau Manajemen Terapi Nyeri Intervensi (Interventional Pain Management) merupakan tindakan minimal invasif bisa jadi solusi.
"Tujuan terapi ini untuk memblok saraf dan meregenerasi area di tempat sumber atau perjalanan nyeri," kata Reno Yonora Sp.An., dalam platform Instagram live Siloam Hospitals Bekasi Timur baru-baru ini.
Ia menjelaskan, bahwa dengan panduan alat seperti Fluoroskopi (C-arm) dan Ultrasonografi (USG), juga bantuan alat Radiofrekuensi terapi ini bisa memberikan Ablasi atau Neuromodulasi yaitu gelombang radio yang digunakan menghentikan atau paling tidak, menenangkan jaringan saraf yang menjadi penghantar "sinyal" nyeri dari sumber nyeri, ada alat khusus mengarahkan gelombang dengan jarum yang mengarah langsung ke sumber nyeri.
Baca Juga: Berapa Biaya Operasi Saraf Kejepit di Eka Hospital?
Menurutnya, Interventional Pain Management memiliki keunggulan, selain tindakan yang minimal invasif, waktu pemulihan pasca tetapi cepat dan efek anti nyeri biss dirasakan untuk jangka panjang, dan pasien tidak harus mengkonsumsi obat minum rutin lagi.
" Interventional Pain Management menjadi pilihan terapi penghilang rasa nyeri jika pasien tidak merasakan efek yang berarti terhadap obat anti nyeri oral (yang diminum), atau pasien yang takut dioperasi, termasuk pasien pasca operasi namun keluhan nyeri tetap dirasakan,' ungkap Reno, Ibu Dokter Spesialis Anastesi ini menjelaskan.
Reno kenbali menjelaskan akan keragaman kasus konkrit antara lain nyeri kepala dan leher, nyeri wajah sebelah, nyeri sendi leher dan nyeri bahu siku tangan dan punggung.
"Area penanganan IPM meliputi keluhan nyeri dari Kepala sampai Kaki, saraf terjepit serta nyeri akibat kanker bahkan nyeri juga menjadi bagian dari terapi yang kami kerjakan' " imbuh Reno, dokter yang berpraktek setiap hari kerja di RS Siloam Bekasi Timur menjelaskan.
Sementara itu, Prof. Dr.dr.Sugiharto, SpOG (K) Fertility - yang sudah menjalani terapi Vertigo 4 bulan yang lalu yang dilakukan oleh dr.Reno, sudah merasakan efek yang sangat berarti. Pasca terapi Vertigo yang sudah di alami 5 tahun yang lalu, sudah tidak pernah muncul lagi.
Prof.Sugiharto sudah bisa menjalankan profesi dengan nyaman, bisa menyetir mobil, naik sepeda dan menjalankan aktivitas sehari hari dengan berkualitas.
Baca Juga: Perempuan Mengidap Endometriosis, Benarkah Akan Sulit Hamil Ketika Menikah?
dr.Reno menjelaskan pula mengenai pentingnya konsultasi akan keluhan nyeri dengan dokter agar mendapat penanganan dan pilihan terapi yang tepat di fasilitas pelayan kesehatan yang sudah dilengkapi Pain Clinic yang memadai.