KPAI: Belajar Tatap Muka di Sekolah untuk Praktik dan Bahas Pelajaran Sulit

Jum'at, 03 September 2021 | 18:05 WIB
KPAI: Belajar Tatap Muka di Sekolah untuk Praktik dan Bahas Pelajaran Sulit
Siswa yang bertugas sebagai satgas protokol kesehatan sekolah memeriksa suhu siswa yang hendak mengikuti kegiatan belajar mengajar saat pemberlakuan pembelajaran tatap muka (PTM) dengan penerapan kapasitas siswa masuk kelas sebanyak 25 persen di UPT SMPN 1 Kanigoro Blitar, Jawa Timur, Kamis (19/8/2021). ANTARA FOTO/Irfan Anshor
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti menyarankan pembelajaran tatap muka (PTM) atau belajar tatap muka di sekolah hanya perlu dilakukan untuk membahas mata pelajaran sulit.

Langkah ini dilakukan guna meminimalisir penularan Covid-19 di sekolah, karena dari temuan Retno masih banyak siswa yang tidak menggunakan masker di sekolah atau bahkan menggunakan masker hanya di dagu, dan perilaku serupa ikut dilakukan oleh guru.

"KPAI sarankan kalau sekolah nggak siap melakukan pembelajaran tatap muka. Salah satu yang nggak siap yaitu pakai masker, guru-guru banyak ditemukan pakai masker di dagu saat menjelaskan," ujar Retno dalam acara Forum Grup Diskusi (FGD) bersama suara.com, Jumat (3/9/2021).

Retno mengatakan, baiknya belajar tatap muka dan belajar jarak jauh (PJJ) dilakukan beriringan. Sehingga tidak lantas sekolah membuka 100 persen belajar tatap muka, tapi diselingi dengan PJJ.

Baca Juga: Viral Bocah Belajar Sambil Jualan Nasi Bungkus di Pinggir Jalan, Warganet Salut

Siswa mengikuti kegiatan pengenalan lingkungan sekolah pada hari pertama pembelajaran di SDN 1 Lhokseumawe, Aceh, Senin (12/1/2021). ANTARA FOTO/Rahmad
Siswa mengikuti kegiatan pengenalan lingkungan sekolah pada hari pertama pembelajaran di SDN 1 Lhokseumawe, Aceh, Senin (12/1/2021). ANTARA FOTO/Rahmad

"Jadi pertemuan di sekolah hanya untuk materi sulit dan butuh praktik, sehingga jika anak tidak bertemu guru, dia nggak akan ngerti pelajaran dan ngerti materi," ungkap Retno.

Saat proses belajar daring dimulai, Retno berharap guru tidak terlalu terpaku pada belajar daring, mengingat materi bisa diberikan berbeda. Seperti ditugaskan membaca novel atau buku tertentu, lalu murid membedah buku tersebut dan dituliskan rangkumannya.

"Guru baca novel yang tepat direferensikan untuk remaja atau bacaan yang tepat untuk anak. Sekarang ada novel online, guru bisa share linknya," katanya.

Jika pun terpaksa sesekali belajar tatap muka di sekolah, Retno lebih rekomendasikan siswa berusia di atas 12 tahun. Selain sudah bisa menerima vaksinasi Covid-19, pola pikir anak usia ini sudah bisa mencerna informasi mengapa mereka harus menjalankan protokol kesehatan, dan salah satunya memakai masker.

Baca Juga: 4 Rekomendasi Film Luar Negeri yang Cocok untuk Belajar Bahasa Inggris

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI