Suara.com - Mutasi varian baru virus corona disebut bisa menurunkan efikasi vaksin. Hal itu salah satunya diungkapkan oleh Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Wiku Adisasmito.
Seperti diketahui, sampai hari ini, kata Wiku, telah ditemukan tiga dari empat jenis VoC di Indonesia berdasarkan hasil penelitian 2.321 sekuensing yaitu Alfa, Beta dan Delta.
"Vaksin yang dikembangkan saat ini pada umumnya menggunakan virus original, sehingga munculnya varian baru berpotensi untuk menurunkan angka efikasi yang telah dikeluarkan," katanya seperti dikutip dari ANTARA.
Meski menurun, kata Wiku, masyarakat tidak perlu khawatir akan kemampuan vaksin, khususnya terhadap lima jenis vaksin yang telah digunakan di Indonesia, yakni Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna dan Pfizer.
Baca Juga: Mampu Buat Sendiri, Harga Rapid Test Antigen Indonesia Berhasil Turun
"WHO telah menegaskan bahwa standar vaksin dengan kemampuan membentuk kekebalan yang baik ialah yang memiliki nilai efikasi atau efektivitas di atas 50 persen," ujarnya.
Wiku mengatakan sikap yang tepat dengan adanya penurunan angka efektivitas vaksin setelah adanya varian ini ialah tidak berpuas diri terhadap angka capaian vaksinasi saat ini.
"Baiknya melebihi 70 persen dari populasi agar menjamin kekebalan komunitas secara sempurna terbentuk," katanya.*
Wiku mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap VoC karena telah terbukti menunjukkan perubahan karakteristik yang tergolong lebih menular daripada varian original yang pertama ditemukan di Wuhan, China pada 2019.
Baca Juga: Keuntungan Dua Kali Lipat Selama Pandemi, Bisnis Jet Pribadi Dinilai Menggiurkan