Suara.com - Tes pap smear adalah alat skrining penting untuk mendeteksi kanker serviks. Tes ini berfungsi memeriksa sel-sel prakanker atau kanker pada leher rahim, yang merupakan pembukaan rahim.
Prosedur tes pap smear ini terdiri dari sel-sel serviks yang dikumpulkan, kemudian diperiksa di laboratorium untuk mengetahui adanya kelainan.
Tes pap smear ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, meskipun beberapa orang mungkin mengalami ketidaknyamanan ringan.
Karena dilansir dari Hellosehat, pap smear memeriksa sel-sel serviks dan sensitif terhadap segala kelainan atau peradangan.
Baca Juga: Ahli Temukan Varian Virus Corona Baru yang Disebut C12, Seberapa Mematikan?
Umumnya, wanita yang ingin menjalani pap smear disarankan untuk tidak berhubungan seks sebelumnya.
Karena, hubungan seks bisa mengiritasi kulit leher rahim yang mengobarkan jaringan vagina dan menyebabkan keluarnya cairan yang bisa mengaburkan hasilnya atau menyebabkan hasil tes tidak akurat.
Jika Anda melakukan hubungan seks tepat sebelum pap smea, cobalah untuk konsultasikan dengan dokter.
Dokter kemungkinan besar akan tetap melakukan pap smear dan informasi tersebut bisa digunakan sebagai pertimbangan untuk langkah selanjutnya.
Jika proses tes pap smear berjalan lancer dan tidak ada kekhawatiran khusus untuk kanker serviks, biasanya dokter tidak akan menjadwalkan tes pap smear ulang.
Baca Juga: Seberapa Efektif Tes Antigen untuk Deteksi Virus Corona Covid-19?
Jika ada kekhawatiran karena alasan tertentu, dokter mungkin akan menjadwalkan ulang tes pap smear lanjutan dan menyarankan Anda tidak berhubungan seks tepat sebelum pemeriksaan.
Selain itu, Anda juga tidak diperbolehkan berhubungan seks pada malam hari sebelum tes pap smear.
Seperti halnya hubungan seks sebelum tes pap smear, seks bisa mengobarkan jaringan atau menyebabkan keluarnya cairan yang bisa menunjukkan hasil tidak normal.
Selain itu, hubungan seks menggunakan kondom atau pengalaman lainnya pun tetap tidak dianjurkan sebelum tes pap smear. Karena, hubungan seks pakai kondom juga bisa menyebabkan peradangan pada jaringan vagina atau iritasi.