Ahli Temukan Varian Virus Corona Baru yang Disebut C12, Seberapa Mematikan?

Kamis, 02 September 2021 | 16:06 WIB
Ahli Temukan Varian Virus Corona Baru yang Disebut C12, Seberapa Mematikan?
Ilustrasi Virus Corona Covid-19. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saat ini, varian Delta masih menyebabkan lonjakan kasus virus corona Covid-19 secara umum di dunia.

Tapi, para ahli justru kembali menemukan varian virus corona baru di Afrika Selatan, yakni varian C12 yang menjadi perhatian dunia.

Institut Nasional untuk Penyakit Menular di Afrika Selatan telah mengirim peringatan mengenai varian C12.

Pihaknya mengatakan varian virus corona itu telah terdeteksi di semua provinsi di Afrika Selatan, tetapi tidak kasusnya masih relatif rendah.

Baca Juga: Studi: Efektivitas Vaksin Covid-19 Turun 75 Persen akibat Varian Delta

Sebenarnya, varian virus corona itu ditemukan pada Mei 2021. Tapi, varian Delta terus mendominasi di Afrika Selatan dan paling menyebabkan kekhawatiran di dunia.

Berbeda dengan varian Delta, para ahli masih belum banyak mengetahui garis keturunan varian C12 sekarang ini.

Tapi, sebuah laporan menunjukkan bahwa varian virus corona itu telah terdeteksi di sebagian besar provinsi di Afrika Selatan dan 7 negara lain yang mencakup Afrika, Eropa, Asia, dan Oseania.

"WHO telah berdiskusi dengan para peneliti Afrika Selatan tentang pekerjaan mereka secara teratur.

Kami berterima kasih kepada para peneliti Afrika Selatan yang sudah mempresentasikan temuannya tentang varian C12 kepada Kelompok Kerja Evolusi Virus WHO," kata Dr Maria Van Kerkhove, kepala teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dikutip dari Times of India.

Baca Juga: Seberapa Efektif Tes Antigen untuk Deteksi Virus Corona Covid-19?

Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Dok. Envato)
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Dok. Envato)

Menurut WHO, sudah ada 100 urutan varian C12 yang dilaporkan secara global dan tidak meningkat dalam sirkulasi sejauh ini. Pejabat kesehatan mengklaim bahwa varian Delta masih merupakan strain yang paling dominan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh National Institute for Communicable Diseases (NICD) dan KwaZulu-Natal Research Innovation and Sequencing Platform (KRISP) di Afrika Selatan, varian C12 memiliki tingkat mutasi sekitar 41,8 mutasi per tahunnya, yakni sekitar 2 kali lipat.

Para ilmuwan telah menemukan bahwa sebagian besar urutan varian C12 memiliki 14 mutasi, yang memcakup N501Y, E484K dan Y144del.

Selain itu, para ilmuwan juag menemukan varian baru berbagi mutasi T478K dengan varian Delta.

Studi ini juga mengungkapkan bahwa mutasi dapat membantu virus kebal dari antibodi dan respons imun, yang diperoleh dari suntik vaksin Covid-19 atau infeksi varian virus corona sebelumnya.

Para ilmuwan percaya bahwa varian C12 mungkin lebih menular dan memiliki potensi untuk menghindari antibodi yang diperoleh dari infeksi virus corona Covid-19 sebelumnya.

Mutasi N440K dan Y449H, yang telah dikaitkan dengan pelepasan kekebalan dari antibodi tertentu ditemukan dalam varian virus corona baru, sehingga para ahli mengkhawatirkannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI