Suara.com - Pasangan suami dan istri alias pasutri yang kesulitan merencanakan kehamilan anak kedua bisa jadi mengalami infertilitas sekunder. Adakah terapi medis yang bisa dilakukan?
Infertilitas sekunder ditandai dengan kegagalan hamil selama satu tahun meski sudah berhubungan seksual secara teratur tanpa alat kontrasepsi.
Menurut dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi, dan Reproduksi dr. Upik Anggraheni, Sp.OG-KFER., infertilitas sekunder masih bisa diatasi dengan terapi medis.
Menurut dokter Upik, terapi dan pengobatannya tetap mengikuti alur penanganan infertilitas pada umumnya, yaitu mencakup:
Baca Juga: Hits Health: Penyebab Penis Patah, Usia Subur pada Perempuan
analisis lengkap riwayat medis pasangan
identifikasi risiko terkait kesuburan (frekuensi berhubungan seksual, paparan asap rokok, polusi, alkohol, kafein, dan gaya hidup)
pemeriksaan fisik pasangan
evaluasi ovulasi, USG transvaginal, dan histerosalpingografi (HSG)
analisis sperma pada pria
"Evaluasi ovulasi dapat dinilai dari riwayat menstruasi dan pengukuran kadar progesteron darah atau luteinizing hormone (LH) urin. HSG merupakan tes yang efektif untuk menilai kondisi rongga rahim dan ada tidaknya sumbatan di saluran tuba fallopi," jelas dokter Upik melalui keterangan tertulis kepada suara.com, Kamis (2/9/2021).
Pada kasus kecurigaan endometriosis, lanjut dokter Upik, adanya perlekatan atau masalah lain pada saluran telur dapat dipertimbangkan untuk dilakukan laparaskopi terlebih dahulu, sebelum program kehamilan dimulai.
Sementara analisis sperma menjadi hal yang wajib dilakukan oleh suami untuk menentukan pilihan terapi selanjutnya. Umumnya, analisis sperma berlaku selama tiga bulan terkait dengan spermatogenesis yang terjadi setiap 90 hari.
"Hasil analisis sperma mencakup volume, konsentrasi sperma, pergerakan, dan bentuk sperma yang normal. Dari hasil tersebut, dapat diketahui jumlah total sperma yang bergerak untuk menentukan kelayakan sperma membuahi sel telur secara alami," kata dokter Upik.
Baca Juga: Kesuburan Perempuan Berkurang Sering Tambahnya Usia, Berikut Umur Paling Subur
Selanjutnya, pilihan terapi akan ditentukan setelah dokter kandungan mengetahui masalah kesuburan pasangan. Dengan begitu dapat diketahui peluang dari setiap pilihan yang ada, baik program alami (sanggama terencana), inseminasi intrauterine, ataupun bayi tabung (IVF).
"Jangan ragu untuk mengecek kondisi Anda dan pasangan sebelum merencanakan kehamilan anak kedua. Perubahan gaya hidup, pertambahan usia, riwayat penyakit, atau tindakan bedah di daerah kandungan dapat mempengaruhi kesuburan. Perencanaan dan persiapan yang matang dapat membantu meningkatkan peluang keberhasilan terjadinya kehamilan," pungkas dokter rumah sakit Pondok Indah tersebut.