Suara.com - Satgas Penanganan Covid-19 mencatat angka kematian pasien Covid-19 di IGD telah turun jauh selama periode Agustus 2021 ini.
Angka penurunan kematian akibat Covid-19 diklaim mencapai dua kali lipat dibanding saat puncak kematian yang terjadi pada Juli 2021.
"Angka kematian IGD kita bulan Mei sekitar 3,53 persen, bulan Juni naik jadi 11,06 persen, kemudian di bulan Juli ini mulai naik dan paling tinggi 14, 63 persen"
"Di bulan Agustus kematian di IGD turun menjadi 6,9 persen," kata Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Dr. Dewi Nur Aisyah dalam webinar, Rabu (1/9/2021).
Baca Juga: Sepi Pasien Covid-19, Nakes di Rusun Nagrak dan Pasar Rumput Digeser ke Wisma Atlet
Menurutnya, penanganan medis serta antisipasi terhadap lonjakan kasus positif yang terjadi selama Juli sangat berpengaruh dalam menurunkan angka kematian.
Selain itu, kasus kematian di IGD kebanyakan terjadi pada pasien Covid-19 yang datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi berat serta saturasi oksigen yang rendah.
Dewi mengatakan, puncak kasus infeksi Covid-19 sendiri terjadi selama Juli, di mana 22 persen pasien Covid-19 datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak napas berat akibat kekurangan oksigen.
"Bulan Mei masih sekitar 11 persen orang yang datang ke IGD saturasi dibawah 80, bulan Juni naik 13 persen, Juli bahkan 22 persen, jadi seperlima orang datang ke rumah sakit sudah parah sekali kondisinya. Saat ini masih kita melihat beberapa angka walaupun sudah lebih turun di bawah 20 persen," ucapnya.
Meski sudah lebih turun, Dewi menekankan bahwa menurunkan angka kematian pasien Covid-19 masih menjadi pekerjaan rumah. Meski kasus positif mingguan juga kasus aktif telah turun, namun angka kematian Covid-19 di Indonesia masih di atas rata-rata dunia.
Baca Juga: Rusun Nagrak dan Pasar Rumput Kosong Pasien COVID-19
"Saat ini presentase kasus aktif kita lebih rendah daripada dunia, angka kesembuhan kita di atas rata-rata. Tapi PR-nya angka kematian kita masih di atas rata-rata angka kematian dunia," ujarnya.