Habitat Ikan Kodok Maluku Tercemar Sampah, Daya Tarik Pariwisata Bisa Menurun

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 01 September 2021 | 14:30 WIB
Habitat Ikan Kodok Maluku Tercemar Sampah, Daya Tarik Pariwisata Bisa Menurun
Ikan kodok Maluku (Histiophryne psychedelica) merupakan satwa endemik di Teluk Ambon. (Dok. ANTARA)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pelaku pariwisata di kota Ambon, Maluku, prihatin dengan pencemaran sampah yang merusak ekosistem perairan.

Salah satunya adalah Teluk Ambon, habitat asli Ikan Kodok Maluku yang memiliki daya tarik pariwisata luar biasa.

"Biasanya orang dari mana pun akan membayar mahal dan berkunjung ke sini hanya untuk melihat ikan ini," kata pelaku ekowisata yang juga instruktur selam berlisensi, Zainal H. Renuat dilansir ANTARA.

Ikan kodok Maluku (Histiophryne psychedelica) merupakan satwa endemik di Teluk Ambon yang jadi daya tarik ekowisata bagi penyelam dan peneliti untuk berkunjung di perairan Desa Laha, Kecamatan Teluk Ambon.

Baca Juga: Pengamat Nilai Sudah Saatnya Objek Wisata di Jabar Dibuka

Ikan itu berukuran kecil sekitar 10 centimeter dengan garis-garis mencolok berwarna merah muda berpola telapak tangan, mirip dengan ikan kodok di kelas Actinopterygii.

Namun, ia mengatakan ikan unik ini terancam punah jika tidak ada kesadaran masyarakat untuk menjaga habitat di laut. Menurut Zainal, masyarakat setempat masih sangat kurang memiliki kesadaran terhadap kebersihan pantai.

"Karena yang pertama ini faktor air dan sampah yang dibuang sembarangan ke laut. Kemudian ini juga karena belum ada pemahaman dan kesadaran dari masyarakat bahwa betapa pentingnya sumber daya alam kita di sini," kata Zainal menjelaskan ancaman yang menimpa ikan langka itu.

Ia berharap semua pihak baik itu pemerintah dan media massa terus memberi edukasi ke masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

"Selain masyarakat, media juga harus memberi informasi terkait betapa pentingnya menjaga kita punya kebersihan laut. Selain itu, penikmat wisata juga bisa menggelar kegiatan yang membuat masyarakat paham akan kelestarian lingkungan. Dengan itu, saya rasa bisa membantu," tuturnya.

Baca Juga: DIY Akan Pasang PeduliLindungi di Semua Destinasi Wisata, Pengelola Didorong Segera Daftar

Profesor riset dari Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Teguh Peristiwady, menjelaskan spesies ikan tersebut pertama kali ditemukan oleh Ted Pietsch, Arnold & Hall pada tahun 2009. Ikan dengan nama latin Histiophryne psychedelica ini dapat ditemukan di kedalaman 10 meter atau lebih.

Ikan tersebut berbeda dengan ikan kodok lainnya karena punya wajah datar dan sepasang mata menghadap depan. Umumnya ikan punya mata di bagian samping kepala, sehingga ikan kodok Maluku memiliki sudut penglihatan seperti mata manusia.

"Ikan ini hidup di daerah karang, dan hanya ditemukan di Ambon, belum pernah ada ditemukan di tempat lain," kata Teguh saat dihubungi ANTARA dari Ambon.

Ia mengatakan sangat penting untuk menjaga kesehatan lingkungan dimana ikan-ikan ini ditemukan. Potensi penelitian tentang ikan kodok Maluku juga masih terbuka karena jumlah populasinya belum bisa dipastikan.

"Karena kan yang mengancam ikan ini punah itu, sampah plastik yang tenggelam ke dasar laut, kemudian limbah yang dapat merusak karang. Apalagi ikan ini hidup di sekitar itu," ungkap Teguh Peristiwady.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI