Update Covid-19 Global: Selandia Baru Laporkan Kematian Pertama Akibat Vaksin

Rabu, 01 September 2021 | 09:22 WIB
Update Covid-19 Global: Selandia Baru Laporkan Kematian Pertama Akibat Vaksin
Ilustrasi vaksin Covid-19 (Unsplash.com/@3dparadise).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Update Covid-19 Global per Rabu (1/9/2021) menunjukkan total kasus keseluruhan telah mencapai 218,5 juta dengan angka kematian 4,53 juta jiwa. 

Data yang dikutip dari Worldometers juga menunjukkan penambahan kasus positif harian dalam 24 jam terakhir ada sebanyak 606.230 kasus. Sementara kematian bertambah 8.924 jiwa. 

Kasus positif harian paling banyak ada di Amerika Serikat yang kembali melaporkan lebih dari 150 ribu kasus. Angka kematian harian juga didominasi AS yang melaporkan 1.231 jiwa.

Masih menempati posisi pertama di dunia, jumlah kasus Covid-19 AS kini tercatat 40,1 juta dengan kematian 657.909 jiwa.

Kasus kematian akibat vaksin di Selandia Baru

Ilustrasi vaksinasi. [Solopos.com]
Ilustrasi vaksinasi. [Solopos.com]

Pejabat Selandia Baru melaporkan kematian pertama negara itu terkait dengan vaksin Pfizer Covid-19. Dalam keterangan tertulisnya, Kementerian Kesehatan setempat mengatakan, Badan Pemantau Keamanan Independen Vaksin COVID-19 (CV-ISMB) menganggap kematian wanita itu karena miokarditis, efek samping langka dari vaksin Pfizer.

Mayo Clinic menggambarkan kondisi tersebut sebagai peradangan pada otot jantung.

Gejala miokarditis termasuk nyeri dada onset baru, detak jantung abnormal, dan sesak napas. Siapa pun yang mengalami gejala tersebut dalam beberapa hari pertama setelah menerima vaksin diminta untuk segera mencari perhatian medis.

Namun, kasus tersebut telah dirujuk ke spesialis jantung dan penyebab kematiannya belum ditentukan.

Baca Juga: Penerapan PPKM Level 4 di Jogja Diprediksi Turun, Heroe Beri Pesan Ini

"CV-ISMB menganggap bahwa miokarditis mungkin karena vaksinasi. CV-ISMB mencatat bahwa ada masalah medis lain yang terjadi pada saat yang sama yang mungkin mempengaruhi hasil setelah vaksinasi," kata badan tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI